Sabtu, 02 Maret 2013

Peten Lewo, Sudi Tanah

Peten Lewo, Sudi Tanah 
(Cerita Pengalaman Masa Kecil)

Entah kenapa... sore ini saya pulang kerja lebih cepat dan ingin bersantai. Duduk istirahat ditemani segelas susu coklat plus pisang goreng...

ah terkadang hidup yang dijalani dengan suka cita, bisa menerbitkan kenikmatan tersendiri yang sulit dilukiskan dengan kata. Seperti yang kualami sore ini.

Tapi sore ini benar-benar beda. Mungkin lebih tepatnya, spesial. Entah mungkin suasana hati saya yang lagi senang, atau mungkin suasana sore ini yang berbeda dengan sore-sore yang lain.

Langit tiba-tiba lebih cerah, udara lebih sejuk, jalan raya di depan rumah lebih lengang. Pokoknya sore ini benar-benar beda...

Sembari meneguk susu coklat dan pisang goreng, tiba-tiba saya terkenang masa kecil dulu di labala, kampung halamanku. Satu persatu kenangan masa kecilku mulai terlintas.. Semakin lama semakin berseliwerang. Memenuhi ruang memori benak.

Ah ini barangkali lintasan kerinduan masa kanak yang ingin kuulang. Tapi bagaimana cara? Bukankah waktunya telah lewat, tak bisa diulang?

Pada ujungnya, Rindu tetaplah rindu. Dan kenangan tinggal kenangan. Nostalgia kadang menemui kendala untuk mengenangnya.

Saya meraih handphone yang dari tadi tergeletak di atas meja. Tanpa aba-aba tanganku sepertinya tahu apa yang saya butuhkan sore ini. Handphone kuraih, dan seperti ada printah gaib, jemari-jemariku mulai bergerilya, mengutak-atik file handphone.

Dan... Ah ini dia. Kubuka file kumpulan lagu-lagu daerah. Lebih tepatnya lagu-lagu bahasa daerah lamaholot. Ternyata, inilah salah satu obat kerinduan itu...

Sebenarnya saya sering menikmati lagu-lagu daerah lewotanah bila sedang rindu. Waktunya kapan saja. Kadang malam menjelang tidur, atau lagi mengetik dan mengedit berita di kantor sehabis meliput.

Tapi sore ini sepertinya beda. Sungguh...

Saya pun memutar sebuah lagu. Judulnya "Peten Doan". Liriknya lembut, syairnya puitis. Dan saya dibuat hanyut. Saya dibawa kembali ke masa lalu. Masa kanak-kanak dulu. Mengenang bagaimana kehidupan di labala dulu.

Rema tukan doan, nuba mehak hena.
Tobo peten doan, doan rae lewo.
Nuba hama lela, Nara ehan kuran.
Pai sudi lela, lela rae tanah.

Saya menyimaknya dengan khusuk. Mata kupejam dengan harapan bisa melampaui mesin waktu untuk kembali ke masa kanak-kanak dulu. Dan sepertinya itu cukup berhasil.

Saat itu Saya duduk di kelas IV SD Inpres Luki. Inak sedang pergi penetan (menjual) ikan ke Puor. Jarak labala-puor memang sangat jauh bila ditempu dengan jalan kaki. Waktu saya masih kecil dulu, belum ada sarana kendaraan seperti sekarang. Inak saya bersama inak-inak yang lain di labala, berangkat bersama-sama selepas subuh. Mereka menuju ke desa puor yang terletak di lereng gunung labalekang itu.

Sebelum berangkat, seperti biasa inak sudah menyiapkan seragam sekolah saya dan adik di atas tempat tidur. Di atas meja kecil sudah ada nasi yang baru dimasak dan ikan goreng sisa tadi malam.

Keadaan seperti Ini sering inak lakukan jika akan bepergian. Misalnya ke kebun, atau ada urusan penting seperti penetan, atau ada pesta adat di leworaja (kampung lama).. Inak selalu pergi sebelum saya dan adik-adik bangun.

Ekan nuan nolo nai.
Nuan rae lewotobo.
Susah tudak kabe kaan nani louk.

Ketika bangun, saya langsung mengajak adik yang saat itu masih tidur untuk mandi dan berpakaian. Adik saya ini masih duduk di kelas II SD Inpres Luki. Makanya suka membandel. Kalau bukan inak yang memandikan atau memakaikan pakaian, dia biasanya melawan. Pagi itu saya sempat kejar-kejaran keliling rumah dengan adik yang susah diatur ini.

Karena di rumah kami tak ada jam sebagai penanda waktu, saya biasa memanfaatkan radio tetangga sebagai penanda. Tetangga kami memang punya radio dan setiap pagi rutin mendengar siaran berita RRI dari Kota Kupang.

Sebagaimana pesan guru kelasku di sekolah, bagi yang tak punya jam di rumah, beliau menganjurkan kami untuk mendengar saja penanda di radio. Bila radio memperdengarkan lagu "Rayuan Pulau Kelapa" hingga akhir, kemudian diikuti bunyi tut..tur..tut beberapa kali, itu artinya jam sudah menunjukkan pukul 07.00 Wita. Dan itu kami harus lekas ke sekolah. Jam masuk sekolah pukul 07.15. Berarti kami masih punya sela waktu 15 menit untuk berkemas ke sekolah.

Biasanya sebelum bepergian, inak juga punya catatan yang ditulisnya di selembar kertas dan menaruhnya di atas meja makan. Isinya mengingatkan kami agar sepulang sekolah jangan lupa cuci piring, menyapu, ambil air, dan jangan lupa masak.

Meski waktu itu saya masih kelas IV SD tapi sudah bisa memasak nasi atau masak sayur tumis. Bahkan saya sudah mahir melakukan ritual "petu wata" atau titi jagung karena caranya cukup muda bagi saya.

Petu wata atau titi jagung dilakukan sepulang sekolah jika di dapur tak ada nasi. Caranya: ambil bulir jagung di tempat peregasan, nyalakan api di tungku batu, periuk tanah dipasang di atas tungku. Selanjutnya Biji jagung dimasukkan ke periuk. Tunggu sampai jagungnya matang.

Selanjutnya biji jagung diangkat kemudian dititi diatas batu persegi. Jadilah keripik alias emping jagung nan gurih. Apa lagi ditambah kacang tanah goreng. Bukan main gurihnya. Emping jagung ini, Orang lamaholot menyebutnya, wata biti. Kalau orang labala menyebutnya, wata betu (jagung yang dititi/dipipih)

Kalau lagi tak ada lauk ikan, saya biasa memetik buah tomat dan lombok merah yang sudah matang di samping rumah untuk membuat sambal. Inak memang mengajarkan saya dan adik-adik untuk hidup mandiri.

Sudi elu niku doan
Elun rae tanah pae.
Paya taga kabe, kaan lesu loran.

Pulang sekolah, adik langsung kabur entah kemana. Dia biasa bermain bersama teman sebayanya di pantai wailolon. Baju seragam dan sepatunya diletakkan begitu saja di atas tempat tidur.

Sejak di sekolah tadi saya di ajak teman untuk ikut perahu orang ende yang sedang "betu bedi" (mengebom ikan). Istilah "betu bedi" merupakan istilah khas orang labala bagi orang ende yang punya kegemaran mengebom ikan. Secara harfiah, betu bedi artinya melempar bedil (bom) ke air laut. Barangkali istilah orang pintar, mengebom ikan dengan menggunakan bom molotov.

Saya buru-buru pulang untuk ganti pakaian. Siang itu tidak ada makan siang. Ini kebiasaan kami bila tidak ada inak di rumah. Pokoknya selepas sekolah kami langsung berhamburan. Anak-anak seperti kami, urusan terpenting bukan makan, tapi main. Bersenang-senang dengan teman.

Prinsipnya, mumpung inak lagi bepergian jauh. Soal makan bisa diatur. Kami anak-anak labala biasa punya acara sendiri. Bakar ikan dan ubi bersama teman di pantai. Kalau tidak ada nelayan yang bersandar untuk dibantu menarik perahu guna mendapat upah ikan, kami biasanya membawa ikan kering, pisang mentah, ubu kayu, atau buah-buahan dari rumah masing-masing untuk dibakar dan makan ramai-ramai.

Pesan inak yang tertera di kertas pagi tadi terlupakan. Sekarang saya dan teman sudah di atas sampan. Mendayung sampan ke laut teluk labala. Tujuannya, mengikuti perahu orang ende yang sedang betu bedi alias mengebom ikan di sekitar tanjung leworaja.

Waktu saya masih kanak-kanak dulu, Kawasan tanjung leworaja ini merupakan daerah terumbu karang yang indah dan banyak dihuni ikan aneka jenis dan warna. Namun sekarang, orang labala harus pergi jauh ke tengah laut untuk mencari ikan. Karang yang menjadi rumah ikan sudah hancur dibom. Kata para ahli kelautan, butuh puluhan bahkan ratusan tahun untuk memulihkan kembali terumbu karang yang rusak.

Mengebom ikan adalah hal yang sekarang baru saya sadari, merupakan tindakan tak terpuji. Dulu masyarakat labala memang kurang bahkan tidak ada perhatian dan kesadaran terhadap ekosistem lautnya. Meski lautnya berkali-kali dibom orang-orang ende dan ikan-ikannya di jarah, mereka tenang-tenang saja. Bahkan senang bila orang ende mengebom ikan.

Alasannya sederhana, mereka bisa ikut untuk mengumpulkan ikan dan berharap orang-orang ende itu berbaik hati memberikan mereka jatah ikan. Dan kami anak-anak ingusan ini juga punya paradigma yang sama kolotnya. Heheh...

Umumnya masyarakat labala sewaktu saya kecil dulu ,menangkap atau memancing ikan masih menggunakan cara tradisional. Menangkap ikan dengan menggunakan pukat plastik, atau memancing ikan dengan menggunakan mata kail dan tali tasi plastik yang digulung. Tali yang digulung pada kayu yang dibentuk seperti bantalan ini, Orang labala menyebutnya roda.

Leta neten ina ama
lera wulan tanah ekan.
Tedun dike babin sare
Tisusa ake tewan balik.

Sekarang Hari sudah senja. Matahari sudah di pundak gunung Labalekang. Saya bersama teman masih asyik mengukuti perahu orang ende itu. Kami harus menunggu sampai bom terakhir diledakkan. Setelah itu akan ada pembagian jatah ikan untuk kami.

Hasil tangkapan hari itu lumayan. Kami lihat di perahu orang ende itu penuh dengan ikan yang banyak. Ada kakap, baronang, kakap merah, tuna dan macam-macam ikan yang sebagian saya tak tahu namanya. Pokoknya banyak dan besar-besar.

Hari mulai gelap. Orang-orang ende menghidupkan mesin perahunya. Artinya mereka bersiap pulang. Kami pun sudah harus pulang. Kami dapat jatah empat ekor ikan kakap merah besar hasil ledakan bom orang-orang ende. Saya dan teman senang bukan main. Lumayan untuk modal buat inak ke pasar wulandoni hari sabtu nanti.

Setelah perahu orang ende pergi, kami pun pulang. Dengan dayung di tangan, sampan kami buat laju. Kami Mendayung harapan. Kembali ke pantai wailolon.

Dari jauh sayup-sayup suara azan dari mesjid As-shamad Luki (sekarang diganti namanya menjadi mesjid al-hijrah). Suara azan seakan menyambut kedatangan kami. Menyambut kedatangan anak-anak labala yang malang.

Yah, kamilah Anak-anak polos yang sama sekali tak tahu, kalau perbuatan orang-orang ende itu justru merusak habitat ikan yang menjadi sumber penghidupan masa depan kami. Ah Anak-anak ingusan yang dipaksa keadaan dan kehidupan yang melarat, untuk mencari nafkah menyambung hidup. Sungguh tragis bukan?

Ina.. tutu koda melan
ama.. marin kirin saren
Ti goe kete kaan pana laran
Ti goe pehen kaan gawe ewan
Lau sina, lali jawa.

Inilah salah satu kenangan masa kanak-kanak dulu. Bagi saya, kenangan masa kecil di labala adalah kenangan yang paling indah. Pengalaman tiada dua. Masih banyak sebenarnya pengalaman masa kanak di labala yang ingin kukisahkan. Tapi mungkin di lain hari kawan.

Meski kini saya merantau menuntut ilmu di tanah orang, tentu banyak juga kenangan indah di perantauan. Namun semua itu tak bisa melunturkan ingatanku akan kenangan masa kecilku.

Bagiku, Labala adalah museum kenangan masa kecilku bersama inak-amak, kaka-ari, opu-makin, teman, keluarga. Juga laut teluk labala yang tak pernah berhenti bergelorah, pantai wailolon yang indah, tanjung leworaja yang penuh pesona. Begitu juga sekolah SD Inpres Luki, pasar wulandoni dan segenap bentang alam labala. Semua Kurekam apik dalam pita ingatanku.

Dan semoga rekaman ini tetap kujaga, kemudian bisa kuputar ulang untuk kuperdengarkan kepada anak cucu, generasi labala yang akan datang. Amin.

Labala...
Lewo wutun tepelate
Tanah watan digelara. (**)

2 komentar:

  1. Kami sekeluarga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada MBAH KABOIRENG atas bantuannya saya menang togel yang 2x nya ,pekerjaan saya sehari-harinya cuma seorang supir angkot yang pendapatannya tidak seberapa,buat biaya anak sekolah aja tidak cukup apalagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-harinya….suatu hari saya tidak sengaja mendengar pembicaraan teman saya mengenai prediksa MBAH KABOIRENG yang katanya bisa mengeluarkan angka sgp/hk yang di jamin tembus,akhirnya saya bertanya dan teman saya memberikan nomor MBAH KABOIRENG dan saya pun menghubunginya..?? Berkat bantuan MBAH yang telah memberikan anka “GHOIB” nya 4D yaitu (8108) dan alhamdulillah itu ternyata terbukti. lagi…sekaran anak saya bisa lanjut sekolah lagi itu semua atas berkat bantuan MBAH KABOIRENG,bagi anda yang penggemar togel ingin meruban nasib melalui angka2 goip yang di jamin 100% kemenangan hbg MBAH KABOIRENG di nmr;_0_8_2_3_2_2_2_1_2_1_1_1,ini bukti nyata bukan rekayasa,mana ada kemenangan tanpa keberanian dan kejujuran,saanya kita perlu bukti bukan sekedar janji2,hanya MBAH KABOIRENG yang bisa menjamin 100% kesuksesan,anda perlu bukti hbg sekaran MBAH KABOIRENG nya,terima kasih. KLIK DISINI!





    Kami sekeluarga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada MBAH KABOIRENG atas bantuannya saya menang togel yang 2x nya ,pekerjaan saya sehari-harinya cuma seorang supir angkot yang pendapatannya tidak seberapa,buat biaya anak sekolah aja tidak cukup apalagi untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-harinya….suatu hari saya tidak sengaja mendengar pembicaraan teman saya mengenai prediksa MBAH KABOIRENG yang katanya bisa mengeluarkan angka sgp/hk yang di jamin tembus,akhirnya saya bertanya dan teman saya memberikan nomor MBAH KABOIRENG dan saya pun menghubunginya..?? Berkat bantuan MBAH yang telah memberikan anka “GHOIB” nya 4D yaitu (8108) dan alhamdulillah itu ternyata terbukti. lagi…sekaran anak saya bisa lanjut sekolah lagi itu semua atas berkat bantuan MBAH KABOIRENG,bagi anda yang penggemar togel ingin meruban nasib melalui angka2 goip yang di jamin 100% kemenangan hbg MBAH KABOIRENG di nmr;_0_8_2_3_2_2_2_1_2_1_1_1,ini bukti nyata bukan rekayasa,mana ada kemenangan tanpa keberanian dan kejujuran,saanya kita perlu bukti bukan sekedar janji2,hanya MBAH KABOIRENG yang bisa menjamin 100% kesuksesan,anda perlu bukti hbg sekaran MBAH KABOIRENG nya,terima kasih. KLIK DISINI

    BalasHapus
  2. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    BalasHapus