'Tuhan' Baru Itu Bernama Teknologi*
Oleh: Muhammad Baran
Manusia kini hidup dengan ilmu
pengetahuan. Dunia berubah dalam hitungan menit bahkan detik. Dengan seribu
satu macam prangkat canggih yang dimiliki, ilmu pengetahuan menyihir. Tidak
hanya pola berpikir, tapi pada titik tertentu membuat manusia menjadikannya
sumber referensi yang sahih. Ilmu pengetahuan seakan menjadi "tuhan"
baru bagi segelintir manusia yang pikiran dan pandangannya bebas. Bahkan
sebahagian diantaranya berkeyakinan, agama bagi mereka hanyalah penghambat
kreatifitas manusia untuk maju.
Dan Brown dalam novelnya Angel and Demon (Malaikat dan Iblis),
mengungkapkan bahwa teknologi telah
mengurangi nestapa akibat penyakit dan pekerjaan berat, yang mempersembahkan
peralatan canggih dan untuk hiburan dan kenyamanan hidup manusia. Sayangnya,
itu jutru membuat manusia hidup di dunia tanpa kekaguman. Makna matahari
tenggelam misalnya, telah direduksi
menjadi panjang gelombang dan frekuensi. Kerumitan alam semesta telah
dijabarkan sebagai persamaan matematika. Bahkan nilai pribadi manusia telah
dirusak.
Di zaman ini teknologi didewakan.
Dan tanpa sadar teknologi memisahkan manusia dari sesamanya.Jalinan komunikasi
tidak dari hati ke hati, tapi secara digital. Maka jejaring sosial seperti facebook,
twitter dan semacamnya menjadi sarana instan untuk menjalim komunikasi dan
membangun relasi. Kenyataannya manusia tetap merasa kesepian dan sendirian.
Kesinisan dan tuntutan akan bukti dianggap sebagai pikiran yang tercerahkan.
Tak bisa dinafikan, di balik
gemerlapnya ilmu pengetahuan, manusia justru merasa lebih tertekan. Persaingan
bisnis dan frustasi yang melelahkan. Berbagai terobosan dihasilkan teknologi
untuk menguak aneka misteri alam raya, menyelidiki janin yang belum lahir,
bahkan mengatur kembali DNA. Teknologi menjadikan alam raya yang diciptakan
Tuhan ke dalam potongan yang lebih kecil dalam usaha mencari makna. Ujung dari
pengembaraannya itu ketika menusia menganggap teknologi dan agama adalah dua
dimensi yang berbeda.
Agama
Ketinggalan Zaman?
Manusia semakin kehilangan kontrol.
Ketika agama dianggap tak lagi relevan, mereka menemukan dirinya dalam
kehampaan spiritual. Manusia berusaha keras menemukan arti dari aneka fenomena
kehidupan.Kenyataannya ide-ide itu tidak sepenuhnya rasional. Itu hanyalah
sekadar usaha keras jiwa-jiwa manusia modern yang kesepian, dan kebingungan
oleh silaunya ilmu pengetahuan. Mereka tak mampu menerima arti dari sesuatu
yang tidak ada hubungannya dengan teknologi.
Godaan ilmu pengetahuan memang
terlalu kuat untuk ditolak manusia.Maka lihatlah disekeliling. Janji efisiensi
dan kesederhanaan hanya menghasilkan polusi lingkungan dan kekacauan iklim. Tak
sadar manusia terpecah bela dan menjadi
makhluk yang kebingungan, atau jangan-jangan manusia telah tergelincir ke arah
kehancuran.
Masih Dalam novel Angel and Demon (Malaikat dan Iblis), Dan
Brown mempertanyakan: Siapakah Tuhan yang bernama ilmu pengetahuan itu? Siapa
tuhan yang menawarkan kekuatan kepada umatnya tetapi tidak memberikan batasan
moral untuk mengatakan bagaimana menggunakan kekuatan itu ? Tuhan seperti apa
yang memberi api kepada seorang anak tetapi tidak memperingatkannya akan bahaya
yang ditimbulkannya? Bahasa ilmu pengetahuan datang tanpa petunjuk tentang baik
dan buruk. Buku-buku ilmu pengetahuan mewartakan kepada kita bagaimana
menciptakan reaksi nuklir, namun buku itu tidak berisi bab yang menanyakan
apakah itu gagasan yang baik atau buruk?
Mereka menciptakan senjata pemusnah massal tanpa
menahan diri. Mereka membuat kloning
makhluk hidup tanpa mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan itu.
Mereka mendorong orang-orang untuk
saling berhubungan melalui telepon, layar video, dan computer, tetapi
mengabaikan berhubungan secara pribadi untuk membangun persaudaraan. Mereka
bahkan membunuh bayi yang belum lahir atas nama penelitian yang akan
menyelamatkan kehidupan.
Beri kami bukti bahwa Tuhan ada,
kata mereka. Agama mengatakan, gunakan teleskop kalian untuk melihat surga, dan
jelaskan bagaimana mungkin tidak ada Tuhan!. Mereka bertanya seperti apa Tuhan itu? Jawabannya
hanya ada satu, dan akan selalu sama. Apakah mereka tidak melihat Tuhan didalam
ilmu pengetahuannya? Bagaimana mungkin mereka tidak melihatnya! mereka berkata
bahkan perubahan terkecil dari gaya tarik bumi atau berat sebuah atom sangat
mempengaruhi alam raya, tetapi mereka gagal melihat campur tangan Tuhan dalam
hal ini. Apakah spiritualitas kita benar-benar rusak sehingga kita lebih
memercayai ketidakmungkinan matematis ketimbang sebuah kekuatan yang lebih
agung dari pada kita semua?
Ketika manusia sebagai makhluk hidup
meninggalkan kepercayaannya kepada kekuatan yang lebih besar dari padanya, maka
manusia juga akan meninggalkan tanggung jawabnya. Dengan iman, manusia
bertanggung jawab kepada sesamanya , kepada diri sendiri, dan kepada kebenaran
yang lebih tinggi. Agama mungkin dianggap tidak sempurna, tetapi itu karena
manusia yang tidak sempurna. Sekiranya
dunia di luar sana melihat agama dengan kacamata iman, lebih memahami
ritual yang dijalankan, mereka akan melihat keajaiban moderen, sebuah
persaudaraan dari ketaksempurnaan, jiwa-jiwa sederhana yang hanya ingin menjadi
suara kasih sayang dari dunia yang berputar tak terkendali.(**)
*Tulisan ini disari dari Novel Angel and Demon, Karya Dan Brown
Islam mengajarkan Ilmu harus sejalan dengan agama (Iman) jika antara keduanya terpisah maka akan terjadi kerusakan yang maha dahsyat...mungkin itulah kiamat
BalasHapusIlmu tanpa iman, tersesat karena buta...
BalasHapusIman tanpa ilmu, jalan di tempat karena lumpuh
hidup di dunia memang selalu membuutuhkan keseimbangan