Kumpulan Sajak
Muhammad Baran
kumandang
subuh...
kumandang
azan kusimak sayup
tapi
rokok belum selesai kuhisap tuntas
asap
secangkir teh panas masih mengepul
aku
belum juga beranjak
kusimak
kokok ayam tetangga
menertawakanku….
yang retak
dia menangis
pun langit menyimak khusuk
turut bersimpati
ia membegi kabar luka pada semesta
dan dunia turut berduka
nadanya sesenggukan
bercampur sedu mengaduk pilu
tersimak perih
melolong ditengah sepi yang sunyi
dia meratapi nasib cinta
hanyut tersapu badai
tega mengempasnya dengan dengki ke
tebing karang
retak berkeping dua
tinggal perih yang meracau
kemudian dia coba merekat kembali
cinta yang retak
dengan hati yang lain
Palsu…
Aku
tahu itu…
Kalau
tak setia, berarti kaulah dia
Aku
percaya itu…
Kalau
tak rindu, pasti kaulah dia
Aku
setuju itu…
Kalau
tak cinta, pun kaulah dia
Aku
sepaham itu…
Meski
tahu, kadang aku mau terjebak
Bahkan
tak menyesal meski kau jerat
Sadar
atau tidak
kau
telah menjadi kekasihku yang lain
percaya
atau tidak
kau
memang selingkuhanku yang kesekian
yah
kaulah palsu
dia tak dusta
Kau
tak perlu selalu hadir di setiap kedipku
Cukup
namamu kugumam di anta rindu kita
Juga
suaramu yang kurekam dalam pita ingatan
Masih
utuh merdunya.
Kujadikan
pelipur kala rindu mengusik
Kau
usah resah karena aku punya angin
Yang
setia membawa kabarku di setiap anta pisah kita
Jika
kau rindu,
Cukup
satu ragu untuk memastikan sekerat setia
Yang
tempo itu kita ikat. Masih tersimpul utuh
Kau
percayalah pada angin
yang
tak pernah alpa membawa kabarku.
tak
berdusta dia
|
0 komentar:
Posting Komentar