Inak Pile Amak Tada, Gereun Ata Nimun
Oleh Muhammad baran
Tena data…
Nuba pulo lein lau,
lugu dore laran lali…
laran lali doan-doan
doan sagu atu matan..
Nara lema weran rae,
Gere tapin tewa weli…
Tewa weli lela-lela,
Kotadon luewa..
|
Selanjutnya, laki-laki yang akan menjadi calon suami bagi perempuan lamaholot berasal dari klan ana makin. Biasanya agar hubungan keluarga dari klan ibu dan keluarga bapak tidak putus, para kebarek (gadis)
lamaholot yang berasal dari klan ibu yaitu anak perempuan dari saudara
kandung laki-laki atau saudara sepupu laki-laki ibu. Orang Labala
menyebut atau memanggil saudara laki-laki ibu dengan opu lake. Anak gadis dari opu lake inilah yang bisa di kawini.
Kebanyakan
sistem kawin mawin seperti ini dianggap paling ideal. Meski sebenarnya
di antara laki-laki dan perempuan yang dijodohkan masih memiliki
hubungan darah yang sangat dekat atau bisa katakana saudara sepupu.
Hubungan perjodohan antara sepupu ini dalam bahasa adat orang labala
disebut gereun nimun.
Mai tobo tena lali,
Mai pae laya weli
Ama… ama… ama…
|
Model
atau sistem perkawinan seperti ini dalam ajaran agama islam yang di
anut mayoritas orang labala ini sangat terlarang. Sebab antara si lelaki
dan perempuan masih memiliki hubungan darah yang sangat dekat. Hanya
saja, sebagai mana yang telah saya jelaskan sebelumnya, pengaruh adat
masih sangat kuat pada hampir semua kehidupan orang lamaholot
Babak
selanjutnya dari kehidupan rumah tangga dan social perempuan
hanyalah mengabdikan diri kepada keluarga suami bahkan keluarga besar
suku atau klan suami.
Bua tukan lau mai,
Bua bogeliki tena…
Tebede…tuka lau mai
Dayon lolon haka mai,
Dayon bogemapak laya…
Tebede… lolon haka mai
|
Bila
ada acara adat di labala yang melibatkan semua suku atau klan misalnya,
maka perempuan sepenuhnya membantu bekerja melayani kepentingan
keluarga besar suku atau klan suaminya. Mulai dari urusan adat dimana
perempuan memiliki tupoksi urusan dapur . Perempuan lamaholot ini
dituntut gelekat suku lamak (mengabdi) secara total hingga selesai urusan adat.
Perempuan Labala adalah representasi perempuan lamaholot yang berdedikasi tinggi terhadap suami dan dan keluarga dalam suku lamak. Mereka hanya bisa melakukan gelekat (pengabdian) kepada keluarga inak-amaknya (ayah-ibunya) atau naan (saudara
laki-lakinya) bila mendapat restu atau izin dari keluarga suami. Dalam
hal ini kapasitas mereka (perempuan) dalam suku atau klan keluarganya
adalah sebagai ina bine yaitu saudari atau anak perempuan yang kembali mengabdi kepada keluarganya.
Ole lolon nen temedo
Wura walen nen tedata…
Ama… ama... ama…
|
Selanjutnya,
dalam kehidupan rumah tangganya, perempuan lamaholot kemudian
mengarungi lika-liku kehidupan yang tidak mudah. Apa lagi dalam
keluarga baru tersebut dikaruniai anak keturunan, sang suami
kemudian pergi merantau berpuluh-puluh tahun karena tuntutan ekonomi.
Ama kata orangtua,
Mata ewan gosu-gosu…
Kaka ata lekot gayo,
Bolak ewan labot-labot…
Ama… ama… ama… (**)
0 komentar:
Posting Komentar