Cerita Dari Surga

di dalam surga, seorang anak muda protes kepada Tuhan. Anak Muda: ya Tuhan kenapa aku kau tempatkan di surga paling rendah, sementara orang tua itu Engkau tempatkan di surga yang paling tinggi?

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 24 September 2012

STATUS

STATUS MUHAMMAD BARAN
Aku mengingatmu, serupa dzikir. Untuk meninggalkanmu, tak pernah terpikir. #FatwaRindu==============================
"Kebenaran itu dari Tuhanmu," kata-NYA. DIA melanjutkan, yang mau PERCAYA, terserah. yang mau INGKAR, pun terserah.

Tapi DIA memperingatkan, "Tiada tempat kembali bagi yang ANIAYA selain JAHANNAM."

Kalau mau jujur, kita kebanyakan lebih memilih INGKAR.
mungkin kita ingin kelihatan HEBAT di hadapan-NYA
seperti anak remaja yang belum menemukan jati dirinya
dengan melakukan KENAKALAN biar kelihatan
JAGOAN di mata orangtua dan lingkungannya..............................................

Tapi, sampai kapan kita terus seperti ini
sementara umur tak lagi memungkinkan??
===========================
Tuhan, adalah teka-teki
tak pernah tuntas Dia dicari
semakin dicari, semakin penasaran kita dibuatnya

teringat aku sebuah sajak;

sepanjang mencari selatan
utara lagi utara lagi
sepanjang mencari timur
barat lagi barat lagi
sepanjang mencari ada
tiada lagi tiada lagi (Hasan Mustapa)
===================
Adil bukanlah tentang sama rata sama rasa. Adil adalah tentang sesuai takaran. Adil bukanlah sekadar tentang bagaimana agar seimbang, tapi juga tentang bagaimana supaya setimbang. Adil bukan tentang bobot di antara dua sisi timbangan, tapi tentang bagaimana menjadi neraca yang berpihak kepada kejujuran.
===================================
Kau hidup karena semesta yang bekerja. Kau mati karena semesta tidak lagi sanggup bekerjasama. #seucap
==============================
Kebohongan yang diucapkan berulang-ulang
maka akan diimani sebagai sebuah kebenaran.........

TAK BISA DIPUNGKIRI,
KITALAH KORBAN DARI KEBOHONGAN
YANG SELALU DIULANG-ULANG ITU

dan kita pun telah meyakininya sebagai sebuah kebenaran
SADAR ATAU TIDAK...............
=============================
Menurutmu, Kebajikan itu memiliki banyak nama.

"Dan itu, bisa saya aku, kau, dia, mereka, kalian, kami, dan atau kita," bisikmu kepadaku.

dan aku hanya bisa tersenyum menyimak penjelasanmu.

"lalu, bagaimana dengan keburukan?," aku coba melempar tanya padamu.

"Begitu pula keburukan," kau memulai lagi wejanganmu. "ia memiliki banyak wajah. Bisa saja wajahku, wajahmu, wajahnya, wajah mereka, wajah kalian, dan atau wajah kita."

kali ini aku hanya diam. coba meresapi kata-katamu. untuk saat ini aku belum punya kesimpulan. mungkin aku butuh tidur malam ini. siapa tahu, dalam mimpi aku bisa punya kesimpilan itu......
===================
Semua hal pasti berbeda, setiap hal pasti memiliki sisi yang istimewa. Tak ada yang persis, yang paling mendekati kesamaan pun hanya dapat disebut sebagai identik. Hanya sebatas mirip.

LALU KENAPA MESTI MEMAKSANYA UNTUK SAMA?
=============================
JIKA SUATU SAAT KAU KETAKUTAN
GUNAKAN CAHAYA KECIL UNTUK MEMEPERJELAS PANDANGANMU.

KAU JANGAN BINGUNG. KAU LEBIH DARI YANG KAU HARAP.
KAU PUNYA TAKDIR YANG HARUS KAU PENUHI.
===========================
hanya musuh yang bisa berkata jujur tentang kita. bukan teman dekat, bukan keluarga, bukan pula kekasih
========================
JIKA KEBENARAN TELAH SELESAI, LALU UNTUK APA HIDUP INI?
KITA MEMANG HIDUP UNTUK MENCARI YANG BELUM SELESAI ITU...
=========================
Dari mata air yang satu.
kita kemudian melewati anak sunga yg berbeda.
toh ke laut jua kita sua.......
======================
Jika tak sekarang bertemu, semoga ketika berpulang kita menyatu. #FatwaRindu
=======================
Meski belajar dari guru yang sama, setiap murid mengalami pemahamannya masing-masing. Meski memulai berguru pada waktu yang sama, setiap murid mencapai kelulusannya masing-masing. Berbeda itu kodrati. Beda itu manusiawi, begitu pula dalam mendekati Ilahi.
==================
Di dalam kesetiaan, terkandung kesabaran. Jika kesabaran ada batasnya, maka kesetiaan itulah garisnya. #seucap
=======================
dan fajar pun rekah. tapi mata setia terjaga. walau sekejap. oh aku ingin sua. dalam lelap mimpi malam. sebelum terang datang menyapa
=======================
Di sini....
hendak kutikamkan
jejak rinduku
pada muram bebatu
pada hening telaga
pada sunyi beburung
====================
tidurlah/ telah larut malam kita.
dan mari masing-masing kita menganyam mimpi
sebelum pagi datang...
====================
Tak sempurna aku cinta kau, mungkin
tapi aku ingin
layu kembang oleh terik, seperti
padahal ia membagi harum, ingin
========================
kau gumam saja nama-Ku
kan kau sua aku di pembaringan malammu
=======================
Apa kabarmu dunia....?
masihkah kau sibuk dan ribut seperti yang kemarin-kemarin?
=============================
di zaman kita
tiada kebajikan tanpa pamrih
semuanya dinilai dengan uang.

ketulusan hanyalah bualan para penjual obat
yang diobral murah
di pasar bebas dunia yang serba sibuk menghitung untung-rugi.
ah kasihan sekali kita ini..
=====================
mungkin kita harus lebih banyak belajar
untuk lapang dada menerima sebuah kekalahan
dan jangan hanya menghibur diri dengan berkata;
ini adalah kemenangan yang tertunda.

pagi dunia, beri aku senyum termanismu
biar bisa kusapu senyum itu dengan cat optimisme
di atas kanvas kekagumanku..............................
===================
sebelum terlahir kita sudah hidup
dan ketika mati pun kita tetap hidup
barangkali keberadaan kita adalah kekal
bukankah kita hanya bermetamorfosa?

Orang bijak bestari berkata,"Hidup tak hanya berawal dari kelahiran dan tidak berakhir hanya dengan kematian."

lalu kenapa mesti ada ketakutan
padahal tak ada yang perlu ditakutkan?
============================
pagi pun kembali
dan kita pun sibuk kembali
sampai larut baru kembali
dan pagi pun kembali
kita pun sibuk kembali
sampai larut lagi kembali
dan pagi pun tetap kembali
entah sampai kapan terus kembali...........
=========================
"Hidup adalah pilihan," kata orang.

Memilih yang baik adalah pilihan,
dan memilih yang tak baik, itu juga pilihan.

Tapi perlu disadari, setiap pilihan ada konsekuensinya.
demikianlah kiranya bapak-ibu, sudara-saudari, yang percaya maupun yang ingkar....................
======================
mengapa pelangi tampak indah?
karena aneka warna bersanding mesra......

kita pun bisa seperti pelangi
asalkan rela menerima perbedaan........

"Gitu aja kok repot?," kata Gusdur.
===========================
Ternyata perih yang terbiasa,
bisa dinikmati sembari berpejam mata.................................
===========================
kupahami/tempatku bukan disini/dan aku akan pergi/maafkanlah/
kau usa sedih/biarkan waktu menentukan nasib kita/
============================
airmata bukan untuk membuat iba
agar kau tahu apa arti suka-duka
=======================
kalau kau kata dunia ini bejat
tak percaya aku
karena tak pernah aku jadi korban.....
========================
lebaran lepas ,
masihkah kita kembali ke kebiasaan semula?
sibuk dengan asap keretek yang mengepul,
akrab dengan kata tak patut
makan tak berbatas waktu
mejeng sampe subuh

ah mana tahan kalau yang begini??
================
purnama, apa kabarmu?

lima kali lebaran sudah
kita pisah
kita hanya bisa membilang
masa
kapan kita bisa sua?

pendar senyummu
masihkah rekah seperti
dulu?
atau jangan-jangan
waktu kejam membuatnya
kusut?

tawamu
masikah renyah seperti
saat pertama kita jumpa?
atau jangan-jangan
kerasnya hidup tega
membuatnya cemberut?

purnama, akulah bintang
masihkah kau ingat aku?
atau jangan-jangan
hingar-bingar kota
membuatmu lupa dengan
kenangan kita?

purnama
sekira semua tanyaku
benar
aku tetap mengenangmu
sebagai purnama yang
dulu.

purnama
kini lebaran tlah tiba lagi
dan aku hanya bisa
mengucap
minal aidhin wal faizhin
===================
"kita harus pertahankan kemerdekaan," kata teman saya
tapi bagaimana cara???

ah jangan kau tanya saya.
saya tak punya cukup kata
untuk membahasakannya.
apalagi memikirkannya.
berat.pening.selebihnya gelap.
======================
Kemerdekaan adalah hak saya di republik ini. maka apaun bentuk penjajahan sudah seharusnya dihapuskan. karena tak sesuai dengan prikemanusiaan dan keadilan saya sebagai bagian dari republik ini............................................................
===============================
"Sudahkah anda merdeka?," tanya temanku.

Saya jawab,"Saya tidak tahu apakah saya sudah merdeka di republik yang telah berusia lanjut ini?"

saya juga tak tahu apakah negeri ini benar-benar merdeka, dari penjajahan yang sesungguhnya?

mungkin lebih jelasnya, saya tanyakan langsung kepada bapak-bapak saya yang lagi duduk di atas singgasana republik ini.
apakah mereka juga tahu bahwa mereka adalah o
rang merdeka sejak republik ini diproklamirkan oleh Soekano-Hatta??

yang lain silahkan tanyakan kemerdekaan anda. supaya kalau anda ditanya oleh teman saya di atas, anda sudah punya jawaban pasti. selamat bertanya.....................................................

Selamat HUT Republik ini bagi anda yang sudah merasa merdeka untuk merayakannya.......................................
=======================
"najis kau!," katamu padaku/
tak peduli aku/
tahu kau kan?/
mutiara tetap mutiara/
meski dimulut anjing ia tersangkut/
tak jadi hina ia/
tak jadi najis ia/
jangan-jangan yang najis itu/
kata "najis" yang kau ucap itu.
=======================
bintag itu bertanya/
kapan aku bisa sua mentari?
=====================
suara itu/kembalikan memori kanakku/
serak dan gemetar termakan usia/
tapi aku rindu satu pertanyaanya yang tak pernah alpa/
sudah makan nak?
====================
AKULAH DIA...........

Minggu, 09 September 2012

Goe Narene Amel...

Koda Keru (cerita pendek)

Goe Narene Amel, Amelia...

Wia rema kai pana ne bereun weka di kantor. Mai seba kopi menu di warkop. Heru ne kebare tou. Nae ata Bugis-Makassar alape. Nae noto lime, leta kenalan.

"Nare goen Amelia. Maje goe Amel hena," nae gepa goe nempe. Goe kode gekaje. Pe onek gere kode mei, "Biasa ne'e pe kemomu rete leta kenalan. Beli nae keberwae nete leta kenalan di." hehehe

Amel gepami, nae ata Enrekang (Bugis-Enrekang) alape. Kuliah di Unhas, Jurusan Ekonomi. Goe kode sambo koda. Goe gepaso, nare goe Hamba. Nae digekaja hena. Kame ruame ditobole holo koda mete menu kopi.

Goe bele dihape, jam 10-30 kae. Lare di warkop ae pe, oto honda juga bai sama rame halamu kae. Keregit pe nae leta permisi. Mau balika ne lango ne'e. Goe beleso, nae tele tas yang ne wiliso mokodo kete, taoro di meja lolo. Ne gute hape di tas ne'e ono.

"Ama hamba e, rata moen pe tou ge mae-mela. goe mau foto ne moe pe, bisa le take?," nae gepa goe nempe. Kode keregit hena. Goe juga herane, padahal goe bai artis hala tapi ata leta foto ne goe?

Nae maje bereun goen tou. Bereun goe nipe nae ata Selayar alape. Narene Ophik. Nare ne'e yang benere pe taufik, ara di kantor pe kame weka majaro mi ophik.

"Ama Ophik e, moe tolong gute gambar (foto) kame ruame ama Hamba kiaku. bisa le take?," nae leta ophik nempe. Goe bele ophik digekaja.

"ehheem.. ehhem," Opik sengaja kebehera. Sebenerne'e nae sengaja nei goe mia di amel e'e. Ara goe kode olune hena. Biasa-biasa hena. Mungkin nae iri, (heheh) masa ata bugis alape, kebare bura lae, aeha samakene artis ibu kota, pe toroka foto ne goe, ata florese?

Foto wahaka, Amel dileta nomor hape goene. Goe diherane, bai persaja hala. Ara kode dore ole. Leta nomor hape goen wahaka, Amel leta permisi. Nae mau balika ne lango gere. Eke direma tukan kae. He goe ne bereun, tobo menu kopi, holo koda geka.

Pas jam 02.00 behe, kame weka dibalik mai kantor gere. Bereun goe Ophik leta mi goe bonceso pake motor goen. Motor ne'e, ne huda bereun ikara retero.

"Kebare kete dewa pe, temene kuliah moe di ama Hamba?," di lare lola, ophik dehe goe nempe. Ara goe gepasomi, goe di bai kenal Amel hala. Ara ama ophik pe persaja hala.

"Moe persaja hala pe suka moen. Bompe!" goe tapamo nempe hena. Ara nae tetap dipersaja ne goe hala.

Pas sampe di kantor, breun goe ikara di dore dehe. Goe kode olun hena. cuek hena.

"Pedewa teti Flores pe, ne artis noone iii? pekemi di Flores pe atadike udik omu ka?," goe denga Ophik gepa nepe, lau kamar mandi ono dai.

Pe goe disamboro mi, "Baru kau tahu? Flores gitu loh!". ophik digekaja. hahahahaha.

KODA WAHAKA GE NEMPE KIA. MUE IKARA BE SAMBORO.

Labala


Bagiku, Kampunglah Tempat Aku Belajar Kebersahajaan*

Muhammad Baran

Perlu Kau ketahui kawan. Bagi orang kampung sepertiku, masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Masa dimana setiap anak usia Sekolah Dasar mengekspresikan diri dengan kesenangan (tentusaja bukan kesenangan seperti yang dipersepsikan orang dewasa).

Bagiku, menyabet predikat Orang Kampung bukanlah hal memalukan namun justru menjadi sebuah kebanggaan. Yah kebanggaan yang tak sudi kutukar dengan kebanggaan-kebanggaan lain yang sering diperebutkan orang-orang kota itu.

Di kemudian hari, kampung bagiku adalah tempat aku belajar mengenal kebersahajaan tanpa pamer, ketulusan tanpa pamrih, dan nilai-nilai kemanusiaan yang mungkin jarang atau bahkan tak lagi kita temukan di kota.

Sudah menjadi lumrah di kota, tetangga sebelah rumah tak saling mengenal. Rumah dibuat bertingkat, pagar dilengkapi alaram tercanggih. Bila perlu diikat pula anjing galak di halaman rumah untuk mengantisipasi bila ada gelagat yang mencurigakan. Sepertinya mereka hidup dengan saling curiga.

Kota memang tempat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Disana pula arus ekonomi dan uang mengalir seperti air sungai. Segala macam kemudahan hidup bisa diperoleh asal mempunyai uang. Di kota segala sesuatunya dibayar dengan uang. Tapi sayangnya, mereka tak bisa membeli kebahagiaan dan kebersamaan seperti yang dimiliki orang-orang di kampungku, Labala-Lembata-NTT. Sebesar apapun nilai uang itu.

Tapi itu di kota kawan, dan aku bukan orang kota. Di Labala kampung halamanku, aku mengenal tetangga-tetanggaku, bahkan seluruh warga kampungku seperti aku mengenal keluargaku sendiri.

Bila ada tetangga yang mempunyai hajatan, tetangga lain dengan suka cita membantu. Mereka membawa beras, sayur, ikan dan keperluan lain untuk dimasak dirumah yang empunya hajatan.

Aku teringat sewaktu duduk di bangku kelas IV SD Inpres Luki. Saat itu bertepatan perayaan Maulid Nabi. Saat itu aku menjadi salah satu peserta sunatan. Aku yang belum paham apa-apa tentang nilai kebersamaan, senang bukan kepalang ketika satu-persatu tetanggaku datang ke rumah menyalamiku dengan membawa aneka hadiah. Ada yang datang membawa amplop berisi uang meski isinya hanya segope. Ada yang datang membawa hadiah pakaian dan sarung yang merupakan ole-ole yang dikirim keluarganya yang lama merantau di Sabah-Malaysia.

Bahkan ada yang datang dengan menjunjung beras merah khas kampungku sambil menggendong dua ekor ayam jantan. Mereka melakukan itu dengan sepenuh keikhlasan seakan yang akan di sunat adalah anak kandungnya sendiri. Semua larut dalam suka cita. Demikian sekelumit contoh bagaimana kehidupan di Labala, kampung halamanku. Kampung yang nun di timur sana, di kabupaten Lembata-NTT (**)

*Tulisan ini sudah dimuat di rubrik kompasiana.com