Cerita Dari Surga

di dalam surga, seorang anak muda protes kepada Tuhan. Anak Muda: ya Tuhan kenapa aku kau tempatkan di surga paling rendah, sementara orang tua itu Engkau tempatkan di surga yang paling tinggi?

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 31 Desember 2012

Keberagamaan di Negeri Syahdan

Keberagamaan di Negeri Syahdan

Candra Malik

Atas nama agama, bahkan atas nama Tuhan, mereka melempari pemeluk agama lain dengan telur busuk, air comberan, dan air kencing. Entah agama apa yang mereka anut, entah siapa rasul yang mengajarkan untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan seperti itu.

Inilah negeri syahdan. Nyaris segala sesuatu dibicarakan atas nama konon. Dari satu mulut ke satu telinga, berbisik-bisik, bicara di belakang punggung, demikian seterusnya, sampai jadilah sebuah pohon cerita yang akarnya sangat kuat, batangnya tangguh, cabang-cabangnya melebar ke mana-mana, dan jangan lagi bertanya bagaimana reranting kisah itu. Semakin jauh kabar ini diceritakan, semakin terperinci dia. Dan buah-buah dari pohon dongeng ini menjadi rebutan. Sebagian dipatuk oleh burung-burung dan diterbangkan semakin jauh lagi dan jadilah kabar burung berikutnya. Jadilah cerita-cerita baru yang semula tidak ada. 

Tapi tidak ada yang suka disebut menyebar rumor. Itu fitnah! Jika kau mulai menuduh mereka sebagai biang gosip, bersiap-siaplah dihujani dalil-dalil. Ya, negeri ini juga negeri dalil. Asalkan ada dalilnya, sesuatu dianggap sah, halal, berpahala, dan surgalah balasannya. Jika perilaku beragama diklasifikasikan menjadi tiga--yaitu beragama ala pencinta, beragama ala pedagang, dan beragama ala penagih--maka warga negeri ini lebih condong untuk beragama tidak dengan klasifikasi yang pertama. Cinta menjadi merek yang kurang menjual, sekaligus tidak bisa dipakai untuk menagih apa pun. Cinta cepat basi berhadapan dengan masyarakat negeri ini yang angin-anginan. Cinta tidak menarik untuk dilabeli halal. Justru jika dianggap melanggar aturan main. Penguasa negeri ini bisa-bisa akan mengadili cinta dan memfatwakan haram terhadapnya.

Beragama ala pedagang selalu berorientasi pada hitung-hitungan laba dan rugi. Jika berbuat ini, maka akan mendapat itu. Jika bersedekah, maka akan beroleh hadiah. Pemuka agama bersalin rupa menjadi makelar surga. Dalil-dalil tentang pahala disodorkan dalam setiap kesempatan. Entah mereka tidak paham, atau memang itulah yang mereka pahami, berlomba-lomba dalam kebaikan dipahami sebagai berlomba-lomba menumpuk pahala menjadi anak-anak tangga menembus langit sampai ke pintu surga. Semakin tinggi anak tangga yang mereka pijak, semakin kecil segala sesuatu yang tampak jika mereka menoleh ke belakang--dan ke bawah. Mereka semakin lupa diri dan lalai menginjak bumi.

Tuhan tidak pernah berdusta ketika Dia berfirman bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Kita saja yang tidak memahaminya secara jernih bahwa balasan kebaikan dari Tuhan itu adalah hadiah, imbalan, anugerah, karunia, atau apa pun namanya yang suka-suka Dia. Usia memang hanya berlaku untuk raga sehingga wajar saja jika banyak di antara kita yang berjiwa kekanak-kanakan meski raga sudah menua. Kita masih beragama dengan metode lolipop: mau disuruh ini-itu asalkan diberi permen atau uang jajan. Kita tidak mau menerima teori bahwa pada akhirnya bukan kebaikan dan pahala yang membawa kita sampai ke surga, melainkan keridhaan Tuhan.

Beragama ala penagih tidak lebih baik rasanya. Kita dipaksa-paksa untuk bersyukur atas apa yang kita terima, alami, rasakan, dan nikmati. Tidak cukup dengan bersyukur saja, kita juga dituntut untuk memberi lebih--padahal nyatanya tak ada dalil apa pun yang menyebut bahwa Tuhan meminta sesuatu dari hambanya, apalagi meminta balasan. Sedekah pun, bukankah untuk kepentingan manusia dan kemanusiaan? Satu-satunya yang sampai kepada Tuhan, atau yang dihaturkan kepada-Nya, adalah ketakwaan. Bukan materi duniawi dalam bentuk apa pun. Karena itu, terasa janggal jika pemuka agama menunjukkan seribu wajah. Sangat nyaman dipandang ketika berurusan atas nama pahala dan surga, mendadak lebih bengis dari preman pasar ketika berganti topik menjadi soal dosa dan neraka.

Negeri ini semakin mengkhawatirkan ketika anak-anak di taman bermain dan sekolah dasar dididik untuk sekadar menghafal ayat-ayat. Apalagi ayat-ayat yang dihafalkan itu dikemas sedemikian rupa menjadi yel-yel yang menakutkan, semacam cinta mati pada agama tertentu. Cinta mati memang klise, nyaris selalu begitu dalam kisah-kisah asmara. Namun, apakah sudah waktunya anak-anak belajar memahami itu, apalagi jika cinta mati itu diajarkan dengan menghidupkan benci kepada pemeluk agama lain? Mencemaskan betapa anak-anak diajari untuk beranggapan bahwa perbedaan adalah suatu ancaman. Menyedihkan betapa anak-anak dicetak menjadi sosok-sosok fundamentalis justru oleh sekolah melalui ajaran tentang kekerasan dan ancaman kekerasan atas nama agama. Mereka seharusnya bermain secara alami dan tanpa prasangka kepada siapa pun temannya, bukan justru dipisah-pisahkan dalam penjara-penjara curiga dan dibeda-bedakan berdasarkan siapa Tuhannya.

Kita menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak dengan kasih dan sayang. Sebagian dari kita justru menyebut nama Tuhan dengan membawa-bawa pentungan dan memukul. Memecahi kaca, mendobrak pintu dan jendela, membakar, memaksakan kehendak, dan--semakin sering pula kita dengar--menyiksa, bahkan membunuh. Mereka meneriak-neriakkan Tuhan Maha Besar, namun justru amarah dan kemurkaan merekalah yang membesar sampai tak lagi terkendali. Atas nama agama, bahkan atas nama Tuhan, mereka melempari pemeluk agama lain dengan telur busuk, air comberan, dan air kencing. Entah agama apa yang mereka anut, entah siapa rasul yang mengajarkan untuk menyebarkan kebencian dan permusuhan seperti itu. Ironisnya, istana negeri ini adalah istana yang sepi dan pendiam terhadap isu-isu seperti itu. Entah tuli, entah tidak peduli.

Tuhan sesungguhnya maha baik. Dia menciptakan manusia dengan anugerah akal dan hati. Akal untuk berpikir sehat, hati untuk berperasaan kuat. Jika sehat dan kuat menyatu, manusia bisa bermanfaat bagi kemanusiaan. Alangkah sangat baik Tuhan, yang tidak hanya mengkaruniai manusia dengan akal dan hati, namun juga menurunkan para rasul untuk menebarkan cinta kasih. Mereka membawa agama yang mengajarkan cinta kasih itu. Jika akal adalah pangkal pikiran sehat, hati adalah pangkal perasaan kuat, maka agama adalah pangkal perilaku baik. Jika pikiranmu sehat, perasaanmu kuat, dan perilakumu baik, orang lain tidak akan bertanya apa agama kita dan bagaimana kita beragama. Kita telah menjelma sebagai agama itu sendiri, yaitu pembawa cinta kasih bagi manusia dan kemanusiaan.

Tapi, bagaimanapun, negeri ini adalah negeri simbol. Masyarakat lebih mementingkan kerja lidah daripada kerja iman. Sampai-sampai, mengucapkan selamat hari raya kepada pemeluk agama lain pun menjadi pokok bahasan berhari-hari setiap tahun dan dikhawatirkan menggerus iman dalam tempo cepat. Sesiapa yang memakai simbol tertentu, ia segera dianggap sebagai perwujudan sejati dari karakter simbol itu. Tak mengherankan jika lambang palang merah pun harus diributkan untuk diganti, karena dianggap menonjolkan simbol agama tertentu sehingga menjadi ancaman bagi agama lain. Dikhawatirkan, jika lambangnya masih itu, aktivitas kemanusiaan di dalamnya akan disusupi penyebaran ajaran agama yang tampak dari simbol itu.

Negeri ini juga negeri rahasia umum. Hal-hal yang bersifat domestik dibawa ke ranah publik, dibicarakan secara tidak sopan dan sok tahu, seolah-olah setiap orang pernah mengalami dan merasakannya sehingga mengenal dan mengerti betul pangkal persoalannya dan berhak untuk ikut campur. Masyarakatnya latah: sahut-menyahut menjadi satu, itulah negeri ini. Kepulauan dan samudra yang memisahkan tidak lagi menjadi penghalang untuk membahas tema-tema hangat, mulai dari urusan rumah tangga orang lain sampai agama orang lain. Status kawin dalam kartu tanda penduduk seolah-olah harus diperjelas: kawin dengan siapa, istri nomor berapa, siri atau sah menurut negara? Status agama dalam kartu tanda penduduk pun harus dipertegas: liberal atau anti-liberal? Inilah negeri kita, dan kita menghabiskan sangat banyak energi untuk omong-kosong. *

http://koran.tempo.co/konten/2012/12/29/296186/Keberagamaan-di-Negeri-Syahdan

Kamis, 27 Desember 2012

Puisi; Dimana Kau Aku Cari?


dimanakah kau mesti aku cari?


di mesjid kau kucari. 
Tapi hanya gelegar suara pengkhotbah. Mengumbar  amarah dan benci.

di gereja kau kucari. 
Tapi hanya gaduh kidung 
dan litani tanpa makna.

Lalu kau kucari di sinegog, vihara, juga kuil. 
Yang ada hanya rapal doa yang tak lagi khusuk.

Maafkan prasangkaku padamu.
Yang mengira engkau selalu hadir.
Di tempat-tempat
yang selama ini dianggap suci.
di mana kalam dan firmanmu dilantunkan. (**)

Sabtu, 10 November 2012

tapi kadang alpa

"Kita sebenarnya tahu,
tapi kadang alpa.
maka kita butuh orang lain
untuk mengingatkan." #HambaMoehammad

kenapa kita pernah sua?

percuma kau sesali sebab kita pisah
sesali, kenapa kita pernah sua? #HambaMoehammad

berakhir tragis

dan cerita untuk episode ini pun berakhir tragis
kau pergi sedang aku tak mengharap kau kembali. #HambaMoehammad

kita pisah

kita pisah
nanti sua di persimpangan itu.#HambaMoehammad

biarkan rinduku

Bila mataku tak bisa memandangmu,
biarkan rinduku yang pergi menyapamu.#HambaMoehammad

bikin mata setia melek.

fajar rekah, mata masih setia terjaga
sebatang kretek, bikin mata setia melek. #HambaMoehammad

berdamai dengan kantuk

sepertinya saya harus berdamai dengan kantuk
karena malam sudah suntuk
sebelum fajar terbit di ufuk
memergokiku masih berselimut. #HambaMoehammad

tentang kita kan?

tentangmu
tentangku
berarti tentang kita kan? #HambaMoehammad

episode ini pun berakhir.

dan cerita untuk episode ini pun berakhir.
ketika kaut tak lagi ingin kembali.#HambaMoehammad

Jika kebenaran telah selesai

Apakah kebenaran-NYA itu mutlak,
sudah final dan selesai,
sehingga tak boleh diganggu gugat?

Jika kebenaran telah selesai,

jika kebenaran telah tamat,
jika kebenaran telah final,
dan tak bisa lagi digugat,

Lalu untuk apa hidup ini,

lalu untuk apa dunia ini
lalu untuk apa semesta ini
lalu untuk apa perbedaan ini
lalu untuk apa kemajuan ini


Kita memang hidup untuk mencari yang belum selesai itu.
Karena tak ada yang kekal dan mutlak,
termasuk kebenaran dari Tuhan yang sering diklaim sepihak itu. #HambaMoehammad

Apa kabarmu dunia?

Apa kabarmu dunia?
masihkah kau sibuk dan ribut
seperti yang kemarin-kemarin? #HambaMoehammad

kutikamkan jejak rinduku

Di sini....
hendak kutikamkan
jejak rinduku
pada muram bebatu
pada hening telaga
pada duam beburung

juga pada sepi malam yang lengang.#HambaMoehammad

Detak tanpa jedah

Detak tanpa jedah
dan kita saling berpacu
memburu bayang tanpa nyata

irama tanpa makna
dan kita hanya bisa saling menatap
coba menerka apa ingin...#HambaMoehammad

yang sesungguhnya adalah

Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah.....
ketika kita mempertahankan apa yang kita yakini benar,
meski akhirnya nyawa menjadi taruhan.
terserah orang menganggapnya apa.. #HambaMoehammad

keyakinan melangkah

yang kita butuh, keyakinan melangkah.
kalau tidak, percuma membuang langkah.
hanya tersesat dirimba ragu. #HambaMoehammad

mengasuh rindu

Mari sama mengasuh rindu
sebelum waktu kejam merenggut. #HambaMoehammad

Bukan tempatnya di dunia ini.

Jika ingin hidup damai, tanpa riak.
Jika ingin hidup penuh nikmat, tanpa lapar
Jika ingin hidup sempurna, tanpa cacat
jika ingin hidup tenang, tanpa ribut

Barangkali bukan tempatnya di dunia ini.
anda salah bila mengharap kesempurnaan kini disini. #HambaMoehammad

lebih berwarni

Di balik kejahatan, ada ikhtiar mencari kebajikan,
Dibalik perang, ada usaha mencari perdamaian,
Dibalik kegaduhan, ada upaya mencari ketenangan,

Kalau demikian, alasan apa membenci kejahatan?
kalau demikian, kenapa mesti jengkel dengan perang?
Kalau demikian, untuk apa memarahi kegaduhan?

Bukankah benci, jengkel, marah adalah bumbu
yang membuat hidup lebih lebih berwarni? #HambaMoehammad

Jumat, 09 November 2012

ake maan gelupak

Pana Maan Mela Sare Arik eee.
Peten ake maan gelupak
.#HambaMoehammad

Biarkan Rinduku

Bila mataku tak bisa memandangmu,
Biarkan rinduku, pergi menyapamu. #HambaMoehammad

Minggu, 04 November 2012

cerita

dan cerita untuk episode ini pun berakhir tragis.
kau pergi, sedang aku tak mengharap kau kembali.#HambaMoehammad

keyakinan

tidurlah. telah larut malam kita.
dan mari masing-masing kita menganyam mimpi
sebelum pagi datang. #HambaMoehammad

Kata temanku

Kata temanku, "Kalau Kalah, jangan marah. Kalu menang, jangan dulu senang."

sua

kita hanyalah...
karena
hanya kitalah...

Hanya kitalah...
maka
kita hanyalah... #HambaMoehammad

hampa

sekira kata hampa makna
tak perlu ada cakap, ada janji #HambaMoehammad

Senin, 24 September 2012

STATUS

STATUS MUHAMMAD BARAN
Aku mengingatmu, serupa dzikir. Untuk meninggalkanmu, tak pernah terpikir. #FatwaRindu==============================
"Kebenaran itu dari Tuhanmu," kata-NYA. DIA melanjutkan, yang mau PERCAYA, terserah. yang mau INGKAR, pun terserah.

Tapi DIA memperingatkan, "Tiada tempat kembali bagi yang ANIAYA selain JAHANNAM."

Kalau mau jujur, kita kebanyakan lebih memilih INGKAR.
mungkin kita ingin kelihatan HEBAT di hadapan-NYA
seperti anak remaja yang belum menemukan jati dirinya
dengan melakukan KENAKALAN biar kelihatan
JAGOAN di mata orangtua dan lingkungannya..............................................

Tapi, sampai kapan kita terus seperti ini
sementara umur tak lagi memungkinkan??
===========================
Tuhan, adalah teka-teki
tak pernah tuntas Dia dicari
semakin dicari, semakin penasaran kita dibuatnya

teringat aku sebuah sajak;

sepanjang mencari selatan
utara lagi utara lagi
sepanjang mencari timur
barat lagi barat lagi
sepanjang mencari ada
tiada lagi tiada lagi (Hasan Mustapa)
===================
Adil bukanlah tentang sama rata sama rasa. Adil adalah tentang sesuai takaran. Adil bukanlah sekadar tentang bagaimana agar seimbang, tapi juga tentang bagaimana supaya setimbang. Adil bukan tentang bobot di antara dua sisi timbangan, tapi tentang bagaimana menjadi neraca yang berpihak kepada kejujuran.
===================================
Kau hidup karena semesta yang bekerja. Kau mati karena semesta tidak lagi sanggup bekerjasama. #seucap
==============================
Kebohongan yang diucapkan berulang-ulang
maka akan diimani sebagai sebuah kebenaran.........

TAK BISA DIPUNGKIRI,
KITALAH KORBAN DARI KEBOHONGAN
YANG SELALU DIULANG-ULANG ITU

dan kita pun telah meyakininya sebagai sebuah kebenaran
SADAR ATAU TIDAK...............
=============================
Menurutmu, Kebajikan itu memiliki banyak nama.

"Dan itu, bisa saya aku, kau, dia, mereka, kalian, kami, dan atau kita," bisikmu kepadaku.

dan aku hanya bisa tersenyum menyimak penjelasanmu.

"lalu, bagaimana dengan keburukan?," aku coba melempar tanya padamu.

"Begitu pula keburukan," kau memulai lagi wejanganmu. "ia memiliki banyak wajah. Bisa saja wajahku, wajahmu, wajahnya, wajah mereka, wajah kalian, dan atau wajah kita."

kali ini aku hanya diam. coba meresapi kata-katamu. untuk saat ini aku belum punya kesimpulan. mungkin aku butuh tidur malam ini. siapa tahu, dalam mimpi aku bisa punya kesimpilan itu......
===================
Semua hal pasti berbeda, setiap hal pasti memiliki sisi yang istimewa. Tak ada yang persis, yang paling mendekati kesamaan pun hanya dapat disebut sebagai identik. Hanya sebatas mirip.

LALU KENAPA MESTI MEMAKSANYA UNTUK SAMA?
=============================
JIKA SUATU SAAT KAU KETAKUTAN
GUNAKAN CAHAYA KECIL UNTUK MEMEPERJELAS PANDANGANMU.

KAU JANGAN BINGUNG. KAU LEBIH DARI YANG KAU HARAP.
KAU PUNYA TAKDIR YANG HARUS KAU PENUHI.
===========================
hanya musuh yang bisa berkata jujur tentang kita. bukan teman dekat, bukan keluarga, bukan pula kekasih
========================
JIKA KEBENARAN TELAH SELESAI, LALU UNTUK APA HIDUP INI?
KITA MEMANG HIDUP UNTUK MENCARI YANG BELUM SELESAI ITU...
=========================
Dari mata air yang satu.
kita kemudian melewati anak sunga yg berbeda.
toh ke laut jua kita sua.......
======================
Jika tak sekarang bertemu, semoga ketika berpulang kita menyatu. #FatwaRindu
=======================
Meski belajar dari guru yang sama, setiap murid mengalami pemahamannya masing-masing. Meski memulai berguru pada waktu yang sama, setiap murid mencapai kelulusannya masing-masing. Berbeda itu kodrati. Beda itu manusiawi, begitu pula dalam mendekati Ilahi.
==================
Di dalam kesetiaan, terkandung kesabaran. Jika kesabaran ada batasnya, maka kesetiaan itulah garisnya. #seucap
=======================
dan fajar pun rekah. tapi mata setia terjaga. walau sekejap. oh aku ingin sua. dalam lelap mimpi malam. sebelum terang datang menyapa
=======================
Di sini....
hendak kutikamkan
jejak rinduku
pada muram bebatu
pada hening telaga
pada sunyi beburung
====================
tidurlah/ telah larut malam kita.
dan mari masing-masing kita menganyam mimpi
sebelum pagi datang...
====================
Tak sempurna aku cinta kau, mungkin
tapi aku ingin
layu kembang oleh terik, seperti
padahal ia membagi harum, ingin
========================
kau gumam saja nama-Ku
kan kau sua aku di pembaringan malammu
=======================
Apa kabarmu dunia....?
masihkah kau sibuk dan ribut seperti yang kemarin-kemarin?
=============================
di zaman kita
tiada kebajikan tanpa pamrih
semuanya dinilai dengan uang.

ketulusan hanyalah bualan para penjual obat
yang diobral murah
di pasar bebas dunia yang serba sibuk menghitung untung-rugi.
ah kasihan sekali kita ini..
=====================
mungkin kita harus lebih banyak belajar
untuk lapang dada menerima sebuah kekalahan
dan jangan hanya menghibur diri dengan berkata;
ini adalah kemenangan yang tertunda.

pagi dunia, beri aku senyum termanismu
biar bisa kusapu senyum itu dengan cat optimisme
di atas kanvas kekagumanku..............................
===================
sebelum terlahir kita sudah hidup
dan ketika mati pun kita tetap hidup
barangkali keberadaan kita adalah kekal
bukankah kita hanya bermetamorfosa?

Orang bijak bestari berkata,"Hidup tak hanya berawal dari kelahiran dan tidak berakhir hanya dengan kematian."

lalu kenapa mesti ada ketakutan
padahal tak ada yang perlu ditakutkan?
============================
pagi pun kembali
dan kita pun sibuk kembali
sampai larut baru kembali
dan pagi pun kembali
kita pun sibuk kembali
sampai larut lagi kembali
dan pagi pun tetap kembali
entah sampai kapan terus kembali...........
=========================
"Hidup adalah pilihan," kata orang.

Memilih yang baik adalah pilihan,
dan memilih yang tak baik, itu juga pilihan.

Tapi perlu disadari, setiap pilihan ada konsekuensinya.
demikianlah kiranya bapak-ibu, sudara-saudari, yang percaya maupun yang ingkar....................
======================
mengapa pelangi tampak indah?
karena aneka warna bersanding mesra......

kita pun bisa seperti pelangi
asalkan rela menerima perbedaan........

"Gitu aja kok repot?," kata Gusdur.
===========================
Ternyata perih yang terbiasa,
bisa dinikmati sembari berpejam mata.................................
===========================
kupahami/tempatku bukan disini/dan aku akan pergi/maafkanlah/
kau usa sedih/biarkan waktu menentukan nasib kita/
============================
airmata bukan untuk membuat iba
agar kau tahu apa arti suka-duka
=======================
kalau kau kata dunia ini bejat
tak percaya aku
karena tak pernah aku jadi korban.....
========================
lebaran lepas ,
masihkah kita kembali ke kebiasaan semula?
sibuk dengan asap keretek yang mengepul,
akrab dengan kata tak patut
makan tak berbatas waktu
mejeng sampe subuh

ah mana tahan kalau yang begini??
================
purnama, apa kabarmu?

lima kali lebaran sudah
kita pisah
kita hanya bisa membilang
masa
kapan kita bisa sua?

pendar senyummu
masihkah rekah seperti
dulu?
atau jangan-jangan
waktu kejam membuatnya
kusut?

tawamu
masikah renyah seperti
saat pertama kita jumpa?
atau jangan-jangan
kerasnya hidup tega
membuatnya cemberut?

purnama, akulah bintang
masihkah kau ingat aku?
atau jangan-jangan
hingar-bingar kota
membuatmu lupa dengan
kenangan kita?

purnama
sekira semua tanyaku
benar
aku tetap mengenangmu
sebagai purnama yang
dulu.

purnama
kini lebaran tlah tiba lagi
dan aku hanya bisa
mengucap
minal aidhin wal faizhin
===================
"kita harus pertahankan kemerdekaan," kata teman saya
tapi bagaimana cara???

ah jangan kau tanya saya.
saya tak punya cukup kata
untuk membahasakannya.
apalagi memikirkannya.
berat.pening.selebihnya gelap.
======================
Kemerdekaan adalah hak saya di republik ini. maka apaun bentuk penjajahan sudah seharusnya dihapuskan. karena tak sesuai dengan prikemanusiaan dan keadilan saya sebagai bagian dari republik ini............................................................
===============================
"Sudahkah anda merdeka?," tanya temanku.

Saya jawab,"Saya tidak tahu apakah saya sudah merdeka di republik yang telah berusia lanjut ini?"

saya juga tak tahu apakah negeri ini benar-benar merdeka, dari penjajahan yang sesungguhnya?

mungkin lebih jelasnya, saya tanyakan langsung kepada bapak-bapak saya yang lagi duduk di atas singgasana republik ini.
apakah mereka juga tahu bahwa mereka adalah o
rang merdeka sejak republik ini diproklamirkan oleh Soekano-Hatta??

yang lain silahkan tanyakan kemerdekaan anda. supaya kalau anda ditanya oleh teman saya di atas, anda sudah punya jawaban pasti. selamat bertanya.....................................................

Selamat HUT Republik ini bagi anda yang sudah merasa merdeka untuk merayakannya.......................................
=======================
"najis kau!," katamu padaku/
tak peduli aku/
tahu kau kan?/
mutiara tetap mutiara/
meski dimulut anjing ia tersangkut/
tak jadi hina ia/
tak jadi najis ia/
jangan-jangan yang najis itu/
kata "najis" yang kau ucap itu.
=======================
bintag itu bertanya/
kapan aku bisa sua mentari?
=====================
suara itu/kembalikan memori kanakku/
serak dan gemetar termakan usia/
tapi aku rindu satu pertanyaanya yang tak pernah alpa/
sudah makan nak?
====================
AKULAH DIA...........

Minggu, 09 September 2012

Goe Narene Amel...

Koda Keru (cerita pendek)

Goe Narene Amel, Amelia...

Wia rema kai pana ne bereun weka di kantor. Mai seba kopi menu di warkop. Heru ne kebare tou. Nae ata Bugis-Makassar alape. Nae noto lime, leta kenalan.

"Nare goen Amelia. Maje goe Amel hena," nae gepa goe nempe. Goe kode gekaje. Pe onek gere kode mei, "Biasa ne'e pe kemomu rete leta kenalan. Beli nae keberwae nete leta kenalan di." hehehe

Amel gepami, nae ata Enrekang (Bugis-Enrekang) alape. Kuliah di Unhas, Jurusan Ekonomi. Goe kode sambo koda. Goe gepaso, nare goe Hamba. Nae digekaja hena. Kame ruame ditobole holo koda mete menu kopi.

Goe bele dihape, jam 10-30 kae. Lare di warkop ae pe, oto honda juga bai sama rame halamu kae. Keregit pe nae leta permisi. Mau balika ne lango ne'e. Goe beleso, nae tele tas yang ne wiliso mokodo kete, taoro di meja lolo. Ne gute hape di tas ne'e ono.

"Ama hamba e, rata moen pe tou ge mae-mela. goe mau foto ne moe pe, bisa le take?," nae gepa goe nempe. Kode keregit hena. Goe juga herane, padahal goe bai artis hala tapi ata leta foto ne goe?

Nae maje bereun goen tou. Bereun goe nipe nae ata Selayar alape. Narene Ophik. Nare ne'e yang benere pe taufik, ara di kantor pe kame weka majaro mi ophik.

"Ama Ophik e, moe tolong gute gambar (foto) kame ruame ama Hamba kiaku. bisa le take?," nae leta ophik nempe. Goe bele ophik digekaja.

"ehheem.. ehhem," Opik sengaja kebehera. Sebenerne'e nae sengaja nei goe mia di amel e'e. Ara goe kode olune hena. Biasa-biasa hena. Mungkin nae iri, (heheh) masa ata bugis alape, kebare bura lae, aeha samakene artis ibu kota, pe toroka foto ne goe, ata florese?

Foto wahaka, Amel dileta nomor hape goene. Goe diherane, bai persaja hala. Ara kode dore ole. Leta nomor hape goen wahaka, Amel leta permisi. Nae mau balika ne lango gere. Eke direma tukan kae. He goe ne bereun, tobo menu kopi, holo koda geka.

Pas jam 02.00 behe, kame weka dibalik mai kantor gere. Bereun goe Ophik leta mi goe bonceso pake motor goen. Motor ne'e, ne huda bereun ikara retero.

"Kebare kete dewa pe, temene kuliah moe di ama Hamba?," di lare lola, ophik dehe goe nempe. Ara goe gepasomi, goe di bai kenal Amel hala. Ara ama ophik pe persaja hala.

"Moe persaja hala pe suka moen. Bompe!" goe tapamo nempe hena. Ara nae tetap dipersaja ne goe hala.

Pas sampe di kantor, breun goe ikara di dore dehe. Goe kode olun hena. cuek hena.

"Pedewa teti Flores pe, ne artis noone iii? pekemi di Flores pe atadike udik omu ka?," goe denga Ophik gepa nepe, lau kamar mandi ono dai.

Pe goe disamboro mi, "Baru kau tahu? Flores gitu loh!". ophik digekaja. hahahahaha.

KODA WAHAKA GE NEMPE KIA. MUE IKARA BE SAMBORO.

Labala


Bagiku, Kampunglah Tempat Aku Belajar Kebersahajaan*

Muhammad Baran

Perlu Kau ketahui kawan. Bagi orang kampung sepertiku, masa kanak-kanak adalah masa yang paling menyenangkan. Masa dimana setiap anak usia Sekolah Dasar mengekspresikan diri dengan kesenangan (tentusaja bukan kesenangan seperti yang dipersepsikan orang dewasa).

Bagiku, menyabet predikat Orang Kampung bukanlah hal memalukan namun justru menjadi sebuah kebanggaan. Yah kebanggaan yang tak sudi kutukar dengan kebanggaan-kebanggaan lain yang sering diperebutkan orang-orang kota itu.

Di kemudian hari, kampung bagiku adalah tempat aku belajar mengenal kebersahajaan tanpa pamer, ketulusan tanpa pamrih, dan nilai-nilai kemanusiaan yang mungkin jarang atau bahkan tak lagi kita temukan di kota.

Sudah menjadi lumrah di kota, tetangga sebelah rumah tak saling mengenal. Rumah dibuat bertingkat, pagar dilengkapi alaram tercanggih. Bila perlu diikat pula anjing galak di halaman rumah untuk mengantisipasi bila ada gelagat yang mencurigakan. Sepertinya mereka hidup dengan saling curiga.

Kota memang tempat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Disana pula arus ekonomi dan uang mengalir seperti air sungai. Segala macam kemudahan hidup bisa diperoleh asal mempunyai uang. Di kota segala sesuatunya dibayar dengan uang. Tapi sayangnya, mereka tak bisa membeli kebahagiaan dan kebersamaan seperti yang dimiliki orang-orang di kampungku, Labala-Lembata-NTT. Sebesar apapun nilai uang itu.

Tapi itu di kota kawan, dan aku bukan orang kota. Di Labala kampung halamanku, aku mengenal tetangga-tetanggaku, bahkan seluruh warga kampungku seperti aku mengenal keluargaku sendiri.

Bila ada tetangga yang mempunyai hajatan, tetangga lain dengan suka cita membantu. Mereka membawa beras, sayur, ikan dan keperluan lain untuk dimasak dirumah yang empunya hajatan.

Aku teringat sewaktu duduk di bangku kelas IV SD Inpres Luki. Saat itu bertepatan perayaan Maulid Nabi. Saat itu aku menjadi salah satu peserta sunatan. Aku yang belum paham apa-apa tentang nilai kebersamaan, senang bukan kepalang ketika satu-persatu tetanggaku datang ke rumah menyalamiku dengan membawa aneka hadiah. Ada yang datang membawa amplop berisi uang meski isinya hanya segope. Ada yang datang membawa hadiah pakaian dan sarung yang merupakan ole-ole yang dikirim keluarganya yang lama merantau di Sabah-Malaysia.

Bahkan ada yang datang dengan menjunjung beras merah khas kampungku sambil menggendong dua ekor ayam jantan. Mereka melakukan itu dengan sepenuh keikhlasan seakan yang akan di sunat adalah anak kandungnya sendiri. Semua larut dalam suka cita. Demikian sekelumit contoh bagaimana kehidupan di Labala, kampung halamanku. Kampung yang nun di timur sana, di kabupaten Lembata-NTT (**)

*Tulisan ini sudah dimuat di rubrik kompasiana.com

Kamis, 09 Agustus 2012

sajak orang kecil

sajak orang kecil

kita orang kecil
teriakan kita
hanya gema lolong serigala
dimalam sunyi
ada ratap, tapi tak menuai iba

kita orang kecil
teriakkan kita
seperti ombak yang pecah diatas karang.
gaduh, tapi tak tersimak sungguh

kita orang kecil
derita kita adalah onak yang menohok
menikamkan jejak yang teramat perih
dalam lebam luka sukma kita
entah sampai kapan

yah kita orang kecil
orang yang terlalu sering kalah
dalam rupa-rupa hal.

Rabu, 08 Agustus 2012

Puisiku

tak bisa berpaling lari

Oleh : Muhammad Baran

oh betapa malang...

dosaku setetes nila yang terperosok
ke dalam sebelanga susu

oh berikanlah....!

kepadamu aku rindu bertamu
tak peduli sejuta cemooh dan cibiran

kuyakin kasihmu
langit-bumi tak cukup menampung

oh perkenankanlah...!


mengetuk aku di pintumu
tak bisa aku berpaling lari.


(Renungan menjelang sepertiga malam 17 Ramadan)

Dunia Kita Penuh Dengan Kesibukan

Dunia Kita Penuh Dengan Kesibukan

 
Sibuk karena habis waktu, atau habis waktu karena sibuk?

Oleh: Muhammad Baran 

Dunia kita penuh dengan kesibukan. Dan kita sebagai penghuninya, berpacu senantiasa dalam pusaran kesibukan yang sebenarnya kita ciptakan sendiri.

semenjak pagi hingga larut malam, semua kita berlomba. Tanpa jedah. tak kenal kata "berhenti". semua kita berpacu dengan waktu.

Bagi kita, "waktu adalah uang". waktu bagi kita adalah ladang. Untuk mereguk dan menguasai. bila perlu, waktu merupakan kesempatan merenggut apa yang bisa direguk. Dari dunia yang serba sibuk ini.

coba lihat. di sudut kota-kota besar. keramaian dan kesibukan seakan tak mengenal batas. ketika fajar subuh baru saja merekah, hingga malam yang melela. jalan raya masih penuh sesak dengan aneka jenis dan merek kendaraan. kemacetan terjadi di mana-mana. konon warga kota menghabiskan separu waktu hidupnya di jalanan yang macet itu.

tahukah kita, penyebab dari semua kesibukan yang  seakan tanpan jedah ini? tak lain adalah  berubahnya orientasi hidup kita di zaman kini. orientasi yang menggiring paradigma pikir kita  untuk memenuhi kebutuhan hidup (tepatnya kesenangan) hidup dengan materi.

maka menjadi hal yang lumrah manakala kita menemukan pola hidup hedonistik masuk dan merasuk hidup kita. kita yang mengklaim diri sebagai manusia moderen ini. Manusia yang menjadikan meteri sebagai tujuan akhir hidup.

Kita mengkultuskan materi. hingga pada titik yang teramat nadir, materi kita jadikan tuhan yang kita puja. sehingga tuhan yang sesungguhnya kehilangan jejak dari hati dan pikiran kita. tuhan tak kita sujudi lagi.

kita terlalu (bahkan teramat sangat) sibuk. sehingga urusan dengan tuhan yang sesungguihnya, menjadi prioritas yang kesekian. akhirnya kita kebingungan ke arah mana biduk kehidupan ini hendak kita labuhkan..

yah inilah kita. Kita yang menganggap, urusan dengan tuhan hanya membuang waktu kita, menghambat kerja kita untuk mengumpulkan materi.

akhirnya, titah tuhan untuk menjalani hidup dengan petunjuknya, kita campakkan di keranjang sampah. kita terlanjur mengimani pepatah, "Kebutuhan kita tanpa batas, sementara Alat pemuas kebutuhan terbatas, ". Pepatah yang menyesatkan hati dan pikiran kita

Norma-norma tak lagi laku di pasar perdagangan hidup yang hanya menawarkan kesenangan materi. kebersamaan dan kekeluargaan, hanyalah bualan para penjual obat di pasar bebas dunia yang serba sibuk menghitung untung-rugi. ah kasihan sekali kita ini....(**)

Minggu, 22 Juli 2012

Mari Menghisab Diri


Mari Menghisab Diri, Ketimbang Menghujat dan Mengkafirkan Sesama.

Oleh : Muhammad Baran

17 Ramadan 2 Hijriah (7 maret 626 masehi) di tanah badar Muhammad memimpin 313 sahabat terpilih yang berangkat dari madinah dengan perlengkapan dan bekal perang yang terbatas.

Inilah momen yang akan menentukan masa depan risalah yang di bawanya. Ia khusuk berdoa sejenak.

Pada siang hari di pertengahan ramadan itu, terjadilah:  pasukan mekkah tercerai berai dalam pertempuran yang hanya berlangsung 2,5 jam itu.

Sejak kemanangan yang fenomenal itu, Muhammad tak lagi menjadi sasaran olok dan cemooh. Dia menjadi penantang utama kewibawaan kaum Qurais.

Tapi Muhammad tak berhenti sampai di situ. Ia seakan meletakkan sebuah cermin di hadapan wajah-wajah  penuh kemenangan itu, saraya mengingatkan pasukannya.

“Kita baru pulang dari perang yang kecil menuju perang yang lebih besar,” ujar Muhammad. Dia ingin mengingatkan kepada sahabatnya, euforia di medan badar hanyalah kemenangan kecil. Akan ada  perang yang lebih besar dari pada badar.

Muhammad tak mengecilkan  arti kemenangan  politis, tapi dalam suasana ramadan yang  suci ini,  ia menggarisbawahi,  batin lebih superior daripada yang lahiriah.Sekali lagi, yang bersifat spiritual lebih utama daripada yang materil.

Yah, ramadan  merupakan  momentum reflektif. saatnya kembali kepada diri sendiri.
Setelah inga-bingar pemilukada, kasus korupsi pengadaan al-Quran dan aneka organisasi  yang mulai menyisir daerah-daerah  yang dianggap  menyelenggarakan praktik maksiat,  ada baiknya saya mengajak kita mengingat pesan reflektif Muhammad di atas.Mari kita perangi  hawa nafsu (ego),  lebih banyak menghisab diri ketimbang menghujat, mengkafirkan dan menyalahkan sesama.(**)

Jumat, 13 Juli 2012

Melayu Indonesia VS Malaysia


BAHASA MELAYU: INDONESIA VS MALAYSIA

Oleh: Muhammad Baran.

Sebenarnya kalau mau jejur, bahasa Malaysia lebih kaya dalam perbendaharaan kata. Mereka kebanyakan berusaha menggunakan bahasa yang asli melayu. Beda dengan indonesia yang kekurangan perbendaharaan kata sehingga suka menjiplak istilah bahasa asing. Bahkan banyak bahasa Indonesia akhirnya tergusur dari pemakainya sehari-hari. Kata “hapus” misalnya sudah diganti dengan kata “Delete”, kata “Salin” diganti dengan kata “copy”, kata “Tempel/lampirkan” di ganti dengan kata “Paste”, kata “Batal” diganti dengan kata “cansel, kata “tetikus” yang dipakai dalam istilah komputer untuk menggerakkan kursor, diganti dengan “Mouse”. Padahal masing-masing istilah teknis di atas ada padanan dalam bahasa Indonesia. 

Masih banyak kata-kata bahasa Indonesia kemudian dilupakan dalam bahasa percakapan dan bahasa tulis, dan diganti dengan istilah asing yang katanya kedengaran lebih modern dan keren. Kita orang Indonesia memang sering merasa rendah diri bila berhadapan dengan bangsa lain, baik dalam hal pergaulan maupun dalam hal berbahasa dan gaya (life stile) juga dalam hal tradisi dan budaya, apalagi budaya dan bahasa daera yang terancam punah.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia jurnalistik, yang sehari-hari bergaul dengan penggunaan kata dan bahasa, saya memberikan beberapa contoh, betapa bahasa Indonesia tak lagi menjadi bahasa pergaulan dan bahasa tulis sehari-hari. Generasi kita cenderung mengagumi bahasa dan istilah asing yang sok kebarat-baratan. Berikut contoh penggunaan bahasa melayu Malaysia yang saya coba komparasikan dengan Bahasa melayu Indonesia yang lebih banyak meminjam istilah asing. 

Pendekatan yang saya lakukan adalah komparasi logika berbahasa dan sejarah pemaknaan bahasa terkhusus bahasa melayu yang sama-sama digunakan beberapa negara rumpun melayu. Maaf sebelumnya, sebagai orang indonesia yang mengunakan bahasa melayu indonesia tak bermaksud membanding-bandingkan dalam perspektif hebat atau tak hebat, tapi semata-mata membuka cakrawala pengetahuan bersama.

Berikut ini beberapa contoh:

*INDO* : Beli 2 gratis 1
*MALAY* : Beli 2 percume 1
kata percuma, itu kata melayu asli (memberi dengan cuma-cuma/gratis)
sedangkan Kata Gratis itu istila asing dari bahasa belanda yg di adopsi dari bahasa latin Gratein.

*INDO* : Kementerian Agama,
*MALAY* : Kementerian Tak Berdosa (heloo \=D/?!!)
Kata “agama” berasal dari bahasa sangsekerta yaitu “A gama/ageman” artinya Baju/jubah kebesaran. Juga berarti tidak kacau. Mana bahasa Indonesia yang asli? Nyatanya tak ada. Lagian Kementerian agama di Indonesia tak cukup menjalankan visi-misi sebagaimana mestinya.Masih mending bahasa Malaysia “Kementerian Tak Berdosa”. Lebi mendekati maksud dan tujuan agar Derpartemen tersebut lebih menjalankan visi-misi suci sebagai penjaga akidah masyarakat. 

* INDO * : Angkatan Darat,
* MALAY * : Laskar Hentak-Hentak Bumi (ga asik bgt ya :s)
Kalau yang ini, sama. Angkatan Darat itu bisa berarti mengangkat daratan. Meski kata angkatan juga berarti sekumpulan/kompi atau kelompok pasukan. Tapi tetap saja berasal dari kata “mengangkat/angkat”. Apa yang mau diangkat? Daratan yang mau diangkat? Kalau laskar/askar, lebih mendekati makna pasukan bersenjata. Meski kata ‘hentak-hentak bumi’ asing ditelinga orang Indonesia yang memang bercitarasa barat.
____________________________
*INDO* : Angkatan Udara,
* MALAY * : Laskar Angin-Angin 
Sama dengan Angkatan dan Laskar di atas. Tak ada juga beda signifikan antara Udara dengan angin. Kalaupun beda, “Udara” digunakan untuk menyatakan zat oksigen yang dibutuhkan dalam proses bernapas. Sedangkan “angin” mempunyai makna yg lebih umum, yaitu udara bebas. Jadi penggunaan kata angin sedikit lebih logis dari pada kata udara dalam angkatan udara yang berarti mengangkat udara.
______
*INDO* : Pasukaaan bubar jalan !!
* MALAY * : Pasukaaan cerai berai !!
Penggunaan kata “bubar” sebenarnya sama dengan cerai berai. Malah kata cerai berai lebih menegaskan keterpisahan individu dari kelompoknya. Kata cerai berai punya makna yang berbeda dengan kata “cerai”. “cerai” hanyalah keterpisahan antara individu dengan individu (seperti suami-istri bercerai). Sedangkan kata “bubar” artinya berhenti dari aktifitas. Misalnya sementara latihan dan kemudian berhenti. Berhenti bukan berarti STOP. Berhenti artinya tidak beraktifitas sementara waktu. Beda dengan Kata “bubar”apalagi digabung dengan kata “jalan”. Mana ada jalan bisa dibubarkan?
______________________________
*INDO* : Merayap
* MALAY * : Bersetubuh dengan bumi 
Kata merayap sama maknanya dengan bersetubuh. Hanya orang Indonesia yang menggunakannnya untuk pengertian berhubungan kelamin antar lawan jenis. Kata setubuh sebenarnya memiliki makna yang netral, sama dengan kata gaul/menggauli. Hanya –sekali lagi-kebiasaan kita orang Indonesia yang suka memelesetkan bahasa yang santun menjadi bermakna tak santun.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*INDO* : Rumah sakit bersalin,
* MALAY * : Hospital korban lelaki
Penamaan ini lebih realistis, lebih nyata dengan menyebut Hospital Korban Laki-laki (karena ibu-ibu yang melahirkan maupun gadis yang melahirkan akibat kasus perkosaan dan hamil di luar nikah)memang adalah korban keperkasaan laki-laki yg entah bertanggungjawab atau tidak. Jika di bandingkan dengan Rumah Sakit Bersalin (Mana ada Rumah Sakit Bisa bersalin/melahirkan anak?) Kata "Bersalin" itu makna sebenarnya adalah menyalin kembali/Foto copy.
____________________________
*INDO* : Departemen Pertanian
* MALAY * : Departemen Cucuk Tanam 
Kata Departemen Cucuk Tanam memang lebih terasa melayu (indonesianya, cocok Tanam) jika dibandingkan Departemen Pertanian, Karena kata Pertanian asal katanya dari Hutani (membuka hutan yang dilakukan oleh pembuka ladang untuk bercocok tanam, para pekerja ladang kemudian disebut petani/perhutani) jadi kalau mau konsisten Indonesia harus menggunakan Departemen Perhutani, bukan pertanian.
______________________________
*INDO* : Gratis bicara 30 menit,
* MALAY * : Percuma berbual 30 minit.
sama seperti kata "Gratis" di atas, indonesia hanya menjiplak bahasa orang. Kata' Bual" memang asli bahasa melayu asli yg maksudnya, bercakap-cakap/ngobrol santai. Saudara-saudara kita di Sumatra dan Kalimantan yang masih kental rasa melayunya, tak menganggap kata bual sebagai makna cerita bohong (membual-bual). Orang Indonesia saja yang menghinakan bahasanya sendiri. Lihat kamus juga.
______________________________
*INDO* : Tank
* MALAY * : Kereta Kebal
ini lebih kentara, kalau indonesia memang ahlinya menyadur bahasa orang karena keterbatasan/kekurangan perbendaharaan kata asli. "Tank" itu bukan bahasa indonesia tapi bahasa inggris. Dulu orang indonesia menyebutnya, "kendaraan lapis baja" tapi enta karena merasa rendah diri kalau pakai bahasa sendiri, makanya tak lagi dipakai. Bandingkan dengan bahasa malaysia, "Kereta/kendaraan kebal' lebih melayu dan pas, juga sesuai dengan fungsi/guna dari kendaraan tersebut yang anti peluruh/kebal peluruh.
_____________________________
*INDO* : Kedatangan,
* MALAY * : Ketibaan.
kata Tiba artinya sampai/kembali ke tempat asalnya (Tiba saatnya: sampai saatnya).Bandingkan dengan Datang artinya juga kembali. Tapi malaysia memang lebih terasa melayu tulen, dan lebih logis.
______________________________
*INDO* : Rumah sakit jiwa,
* MALAY * : Gubuk gila
Nah kalau yang ini, sama saja. Sama-sama sakit dan gila. Mana ada rumah mengidap sakit jiwa? dan mana ada gubuk yang gila? Tapi Malaysia tetap dengan “Gubuk” yang artinya hunian tempat berteduh dari terik dan dingin. Makna yang puitis.
______________________________
*INDO* : Dokter ahli jiwa,
* MALAY * : Dokter gila
Nah.. kalau yang ini, indonesia sedikit lebih waras, karena ada terselip kata “ahli” di antara kata dokter dan jiwa... Coba kalau lupa menyelip kata “ahli”, pasti sama2 tak waras…indonesia baru menang satu poin.
_____________________________
*INDO* : Hantu pocong,
* MALAY * : Hantu Bungkus
kata pocong itu dari bahasa jawa, yang artinya di bungkus kafan. lalu apa bedanya? Lagi2 malaysia lebih melayu.
_____________________________
*INDO* : Toilet,
* MALAY *: Bilik Merenung
lagi-lagi indonesia tak punya bahasa sendiri untuk menamakan tempat buang kotoran. makanya comot-sana sini. Toilet bukan bahasa asli indonesia. Masih mending kata "bilik merenung". lalu apa yg bisa dibanggakan orang indonesia?
_____________________
*INDO* : Traktor,
* MALAY * : Setrika Bumi.
ini juga sama, indonesia Tidak punya bahasa sendiri. Masih mending bahasa malaysia yang konsisten menggunakan bahasa melayu. Meski kedengarannya asing ditelinga orang indonesia yang sok kebarat-baratan dengan menggunakan istilah asing, Traktor.
*INDO* : Joystick,
* MALAY * : Batang senang.
ini juga sama, indonesia tidak punya perbendaharaan kata dalam bahasa melayu, bisanya jiplak bahasa orang. Masih mending "Batang Senang" yang rasa melayu banget. Meski kedengarannya porno bagi orang indonesia yang umumnya berpikiran porno.
______________________________
*INDO* : Tidur siang,
* MALAY * : Petang telentang
kalau yang ini, sama saja. cuman malayisia tetap kental rasa melayunya.
______________________________
*INDO* : push up
* MALAY * : perkosa bumi(waaah.nafsu amet)
Malaysia tetap lebih unggul dalam perbendaharaan bahasa melayu sebagai bahasa ibu. Bandingkan dengan kata "Push Up" yang bukan bahasa melayu indonesia. Meski kata perkosa sebenarnya berasal dari kata "Perkasa/Gagah" yang kemudian oleh orang indonesia di pelesetkan dengan "Perkosa/menggagahi" yang sangat porno.

Demikianlah beberapa contoh, dan masih banyak contoh lain yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Betapa bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan, perlahan tapi pasti mulai ditinggalkan oleh penuturnya. Saya pun tak bisa membayangkan jika hal yang sama juga menimpa pada para penutur bahasa daerah. Bahkan ada penelitian yang membeberkan fakta bahwa banyak bahasa daerah yang telah punah lantaran tak lagi ada penuturnya. Semoga sebaga generasi muda negeri ini kita masih punya kepedulian untuk tetap melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Juga tetap melestarikan bahasa dan tradisi daerah yang terancam musnah.

Makassar, 13 Juli 2012...........

Selasa, 10 Juli 2012

puisi Pelangi


Warni Pelangi 

Oleh : Muhammad Baran

Pelangi 1

Ada rasa yang ingin kuungkap
Ada rindu yang ingin kubagi
Pun ada cinta yang ingin kudekap mesra

Engkau tahu…
Getar rasa, bersit rindu, pun luap cinta
Kutata apik dan kusimpan untukmu
Aku memujamu

 aku rindu senyum itu
Senyum yang kau rekat di hatiku
Membuat jantung yang rapuh
Tak cukup kuat menahan debar
Oh…tetaplah senyummu seperti itu

Rinai hujan kini tak jua henti
Masikah engkau di sana?
jangan buat aku resah

Dan kini malampun merayap gelisah
Di tepi sunyi relung
Berharap hadirmu
Menyapa serta senyum itu

Pelangi 2

Kenangan bersamamu
Kujadikan karib
dikala sepi datang menggoda
mengingatkan aku akan dirimu
engkau kupuja….

Kuberharap warnimu tak luntur
Meski musim kejam membuat pudar
Disini dihatiku…

Yakinkan hatimu
Tak akan ada tambatan lain
Di dermaga hatiku
Karena bagiku engkau berarti

Jadilah mozaik indah
 Meski Di antara himpitan dunia.
 aku bahagia memujamu

Pelangi 3

Hadirmu tak pernah alpa
Karena senyum itu selalu terbayang
Kala hujan menyisakan rintik
Oh…warnimu menawanku

Tahukah engkau?
Langit iri
meski dalam mimpi ia ingin memelukmu
Bumi meronta
meski tak sanggup, dalam nyata ia ingin membelaimu
Semesta memendam kecewa yang teramat
 meski hanya dari kejauhan, ia ingin memandangmu

Mereka berlomba melukis indahmu
Meski sadar tak cukup sempurna.
Semua mencoba menafsir warnimu
Meski sadar kehabisan kata

Ah warnimu indah….
Merah, hijau, kuning, biru, ungu
Berpadu mesra di atas kanvas kemahaan
Mewakili setiap selera keindahan
Juga segenap deret ukur harmoni semesta