Minggu, 22 Juli 2012

Mari Menghisab Diri


Mari Menghisab Diri, Ketimbang Menghujat dan Mengkafirkan Sesama.

Oleh : Muhammad Baran

17 Ramadan 2 Hijriah (7 maret 626 masehi) di tanah badar Muhammad memimpin 313 sahabat terpilih yang berangkat dari madinah dengan perlengkapan dan bekal perang yang terbatas.

Inilah momen yang akan menentukan masa depan risalah yang di bawanya. Ia khusuk berdoa sejenak.

Pada siang hari di pertengahan ramadan itu, terjadilah:  pasukan mekkah tercerai berai dalam pertempuran yang hanya berlangsung 2,5 jam itu.

Sejak kemanangan yang fenomenal itu, Muhammad tak lagi menjadi sasaran olok dan cemooh. Dia menjadi penantang utama kewibawaan kaum Qurais.

Tapi Muhammad tak berhenti sampai di situ. Ia seakan meletakkan sebuah cermin di hadapan wajah-wajah  penuh kemenangan itu, saraya mengingatkan pasukannya.

“Kita baru pulang dari perang yang kecil menuju perang yang lebih besar,” ujar Muhammad. Dia ingin mengingatkan kepada sahabatnya, euforia di medan badar hanyalah kemenangan kecil. Akan ada  perang yang lebih besar dari pada badar.

Muhammad tak mengecilkan  arti kemenangan  politis, tapi dalam suasana ramadan yang  suci ini,  ia menggarisbawahi,  batin lebih superior daripada yang lahiriah.Sekali lagi, yang bersifat spiritual lebih utama daripada yang materil.

Yah, ramadan  merupakan  momentum reflektif. saatnya kembali kepada diri sendiri.
Setelah inga-bingar pemilukada, kasus korupsi pengadaan al-Quran dan aneka organisasi  yang mulai menyisir daerah-daerah  yang dianggap  menyelenggarakan praktik maksiat,  ada baiknya saya mengajak kita mengingat pesan reflektif Muhammad di atas.Mari kita perangi  hawa nafsu (ego),  lebih banyak menghisab diri ketimbang menghujat, mengkafirkan dan menyalahkan sesama.(**)

0 komentar:

Posting Komentar