Jumat, 13 Juli 2012

Melayu Indonesia VS Malaysia


BAHASA MELAYU: INDONESIA VS MALAYSIA

Oleh: Muhammad Baran.

Sebenarnya kalau mau jejur, bahasa Malaysia lebih kaya dalam perbendaharaan kata. Mereka kebanyakan berusaha menggunakan bahasa yang asli melayu. Beda dengan indonesia yang kekurangan perbendaharaan kata sehingga suka menjiplak istilah bahasa asing. Bahkan banyak bahasa Indonesia akhirnya tergusur dari pemakainya sehari-hari. Kata “hapus” misalnya sudah diganti dengan kata “Delete”, kata “Salin” diganti dengan kata “copy”, kata “Tempel/lampirkan” di ganti dengan kata “Paste”, kata “Batal” diganti dengan kata “cansel, kata “tetikus” yang dipakai dalam istilah komputer untuk menggerakkan kursor, diganti dengan “Mouse”. Padahal masing-masing istilah teknis di atas ada padanan dalam bahasa Indonesia. 

Masih banyak kata-kata bahasa Indonesia kemudian dilupakan dalam bahasa percakapan dan bahasa tulis, dan diganti dengan istilah asing yang katanya kedengaran lebih modern dan keren. Kita orang Indonesia memang sering merasa rendah diri bila berhadapan dengan bangsa lain, baik dalam hal pergaulan maupun dalam hal berbahasa dan gaya (life stile) juga dalam hal tradisi dan budaya, apalagi budaya dan bahasa daera yang terancam punah.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia jurnalistik, yang sehari-hari bergaul dengan penggunaan kata dan bahasa, saya memberikan beberapa contoh, betapa bahasa Indonesia tak lagi menjadi bahasa pergaulan dan bahasa tulis sehari-hari. Generasi kita cenderung mengagumi bahasa dan istilah asing yang sok kebarat-baratan. Berikut contoh penggunaan bahasa melayu Malaysia yang saya coba komparasikan dengan Bahasa melayu Indonesia yang lebih banyak meminjam istilah asing. 

Pendekatan yang saya lakukan adalah komparasi logika berbahasa dan sejarah pemaknaan bahasa terkhusus bahasa melayu yang sama-sama digunakan beberapa negara rumpun melayu. Maaf sebelumnya, sebagai orang indonesia yang mengunakan bahasa melayu indonesia tak bermaksud membanding-bandingkan dalam perspektif hebat atau tak hebat, tapi semata-mata membuka cakrawala pengetahuan bersama.

Berikut ini beberapa contoh:

*INDO* : Beli 2 gratis 1
*MALAY* : Beli 2 percume 1
kata percuma, itu kata melayu asli (memberi dengan cuma-cuma/gratis)
sedangkan Kata Gratis itu istila asing dari bahasa belanda yg di adopsi dari bahasa latin Gratein.

*INDO* : Kementerian Agama,
*MALAY* : Kementerian Tak Berdosa (heloo \=D/?!!)
Kata “agama” berasal dari bahasa sangsekerta yaitu “A gama/ageman” artinya Baju/jubah kebesaran. Juga berarti tidak kacau. Mana bahasa Indonesia yang asli? Nyatanya tak ada. Lagian Kementerian agama di Indonesia tak cukup menjalankan visi-misi sebagaimana mestinya.Masih mending bahasa Malaysia “Kementerian Tak Berdosa”. Lebi mendekati maksud dan tujuan agar Derpartemen tersebut lebih menjalankan visi-misi suci sebagai penjaga akidah masyarakat. 

* INDO * : Angkatan Darat,
* MALAY * : Laskar Hentak-Hentak Bumi (ga asik bgt ya :s)
Kalau yang ini, sama. Angkatan Darat itu bisa berarti mengangkat daratan. Meski kata angkatan juga berarti sekumpulan/kompi atau kelompok pasukan. Tapi tetap saja berasal dari kata “mengangkat/angkat”. Apa yang mau diangkat? Daratan yang mau diangkat? Kalau laskar/askar, lebih mendekati makna pasukan bersenjata. Meski kata ‘hentak-hentak bumi’ asing ditelinga orang Indonesia yang memang bercitarasa barat.
____________________________
*INDO* : Angkatan Udara,
* MALAY * : Laskar Angin-Angin 
Sama dengan Angkatan dan Laskar di atas. Tak ada juga beda signifikan antara Udara dengan angin. Kalaupun beda, “Udara” digunakan untuk menyatakan zat oksigen yang dibutuhkan dalam proses bernapas. Sedangkan “angin” mempunyai makna yg lebih umum, yaitu udara bebas. Jadi penggunaan kata angin sedikit lebih logis dari pada kata udara dalam angkatan udara yang berarti mengangkat udara.
______
*INDO* : Pasukaaan bubar jalan !!
* MALAY * : Pasukaaan cerai berai !!
Penggunaan kata “bubar” sebenarnya sama dengan cerai berai. Malah kata cerai berai lebih menegaskan keterpisahan individu dari kelompoknya. Kata cerai berai punya makna yang berbeda dengan kata “cerai”. “cerai” hanyalah keterpisahan antara individu dengan individu (seperti suami-istri bercerai). Sedangkan kata “bubar” artinya berhenti dari aktifitas. Misalnya sementara latihan dan kemudian berhenti. Berhenti bukan berarti STOP. Berhenti artinya tidak beraktifitas sementara waktu. Beda dengan Kata “bubar”apalagi digabung dengan kata “jalan”. Mana ada jalan bisa dibubarkan?
______________________________
*INDO* : Merayap
* MALAY * : Bersetubuh dengan bumi 
Kata merayap sama maknanya dengan bersetubuh. Hanya orang Indonesia yang menggunakannnya untuk pengertian berhubungan kelamin antar lawan jenis. Kata setubuh sebenarnya memiliki makna yang netral, sama dengan kata gaul/menggauli. Hanya –sekali lagi-kebiasaan kita orang Indonesia yang suka memelesetkan bahasa yang santun menjadi bermakna tak santun.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*INDO* : Rumah sakit bersalin,
* MALAY * : Hospital korban lelaki
Penamaan ini lebih realistis, lebih nyata dengan menyebut Hospital Korban Laki-laki (karena ibu-ibu yang melahirkan maupun gadis yang melahirkan akibat kasus perkosaan dan hamil di luar nikah)memang adalah korban keperkasaan laki-laki yg entah bertanggungjawab atau tidak. Jika di bandingkan dengan Rumah Sakit Bersalin (Mana ada Rumah Sakit Bisa bersalin/melahirkan anak?) Kata "Bersalin" itu makna sebenarnya adalah menyalin kembali/Foto copy.
____________________________
*INDO* : Departemen Pertanian
* MALAY * : Departemen Cucuk Tanam 
Kata Departemen Cucuk Tanam memang lebih terasa melayu (indonesianya, cocok Tanam) jika dibandingkan Departemen Pertanian, Karena kata Pertanian asal katanya dari Hutani (membuka hutan yang dilakukan oleh pembuka ladang untuk bercocok tanam, para pekerja ladang kemudian disebut petani/perhutani) jadi kalau mau konsisten Indonesia harus menggunakan Departemen Perhutani, bukan pertanian.
______________________________
*INDO* : Gratis bicara 30 menit,
* MALAY * : Percuma berbual 30 minit.
sama seperti kata "Gratis" di atas, indonesia hanya menjiplak bahasa orang. Kata' Bual" memang asli bahasa melayu asli yg maksudnya, bercakap-cakap/ngobrol santai. Saudara-saudara kita di Sumatra dan Kalimantan yang masih kental rasa melayunya, tak menganggap kata bual sebagai makna cerita bohong (membual-bual). Orang Indonesia saja yang menghinakan bahasanya sendiri. Lihat kamus juga.
______________________________
*INDO* : Tank
* MALAY * : Kereta Kebal
ini lebih kentara, kalau indonesia memang ahlinya menyadur bahasa orang karena keterbatasan/kekurangan perbendaharaan kata asli. "Tank" itu bukan bahasa indonesia tapi bahasa inggris. Dulu orang indonesia menyebutnya, "kendaraan lapis baja" tapi enta karena merasa rendah diri kalau pakai bahasa sendiri, makanya tak lagi dipakai. Bandingkan dengan bahasa malaysia, "Kereta/kendaraan kebal' lebih melayu dan pas, juga sesuai dengan fungsi/guna dari kendaraan tersebut yang anti peluruh/kebal peluruh.
_____________________________
*INDO* : Kedatangan,
* MALAY * : Ketibaan.
kata Tiba artinya sampai/kembali ke tempat asalnya (Tiba saatnya: sampai saatnya).Bandingkan dengan Datang artinya juga kembali. Tapi malaysia memang lebih terasa melayu tulen, dan lebih logis.
______________________________
*INDO* : Rumah sakit jiwa,
* MALAY * : Gubuk gila
Nah kalau yang ini, sama saja. Sama-sama sakit dan gila. Mana ada rumah mengidap sakit jiwa? dan mana ada gubuk yang gila? Tapi Malaysia tetap dengan “Gubuk” yang artinya hunian tempat berteduh dari terik dan dingin. Makna yang puitis.
______________________________
*INDO* : Dokter ahli jiwa,
* MALAY * : Dokter gila
Nah.. kalau yang ini, indonesia sedikit lebih waras, karena ada terselip kata “ahli” di antara kata dokter dan jiwa... Coba kalau lupa menyelip kata “ahli”, pasti sama2 tak waras…indonesia baru menang satu poin.
_____________________________
*INDO* : Hantu pocong,
* MALAY * : Hantu Bungkus
kata pocong itu dari bahasa jawa, yang artinya di bungkus kafan. lalu apa bedanya? Lagi2 malaysia lebih melayu.
_____________________________
*INDO* : Toilet,
* MALAY *: Bilik Merenung
lagi-lagi indonesia tak punya bahasa sendiri untuk menamakan tempat buang kotoran. makanya comot-sana sini. Toilet bukan bahasa asli indonesia. Masih mending kata "bilik merenung". lalu apa yg bisa dibanggakan orang indonesia?
_____________________
*INDO* : Traktor,
* MALAY * : Setrika Bumi.
ini juga sama, indonesia Tidak punya bahasa sendiri. Masih mending bahasa malaysia yang konsisten menggunakan bahasa melayu. Meski kedengarannya asing ditelinga orang indonesia yang sok kebarat-baratan dengan menggunakan istilah asing, Traktor.
*INDO* : Joystick,
* MALAY * : Batang senang.
ini juga sama, indonesia tidak punya perbendaharaan kata dalam bahasa melayu, bisanya jiplak bahasa orang. Masih mending "Batang Senang" yang rasa melayu banget. Meski kedengarannya porno bagi orang indonesia yang umumnya berpikiran porno.
______________________________
*INDO* : Tidur siang,
* MALAY * : Petang telentang
kalau yang ini, sama saja. cuman malayisia tetap kental rasa melayunya.
______________________________
*INDO* : push up
* MALAY * : perkosa bumi(waaah.nafsu amet)
Malaysia tetap lebih unggul dalam perbendaharaan bahasa melayu sebagai bahasa ibu. Bandingkan dengan kata "Push Up" yang bukan bahasa melayu indonesia. Meski kata perkosa sebenarnya berasal dari kata "Perkasa/Gagah" yang kemudian oleh orang indonesia di pelesetkan dengan "Perkosa/menggagahi" yang sangat porno.

Demikianlah beberapa contoh, dan masih banyak contoh lain yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Betapa bahasa Indonesia yang menjadi bahasa persatuan, perlahan tapi pasti mulai ditinggalkan oleh penuturnya. Saya pun tak bisa membayangkan jika hal yang sama juga menimpa pada para penutur bahasa daerah. Bahkan ada penelitian yang membeberkan fakta bahwa banyak bahasa daerah yang telah punah lantaran tak lagi ada penuturnya. Semoga sebaga generasi muda negeri ini kita masih punya kepedulian untuk tetap melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu. Juga tetap melestarikan bahasa dan tradisi daerah yang terancam musnah.

Makassar, 13 Juli 2012...........

0 komentar:

Posting Komentar