Cerita Dari Surga

di dalam surga, seorang anak muda protes kepada Tuhan. Anak Muda: ya Tuhan kenapa aku kau tempatkan di surga paling rendah, sementara orang tua itu Engkau tempatkan di surga yang paling tinggi?

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 13 Juli 2013

Ayat-ayat Sakral

Apakah kita ini hidup di negara mainan? ketika semakin merosot wibawa negara. ketika kita yang mengaku sebagai warga yaang beradab justru berani menentang lembaga  negara dengan senjata hukum. Ketika bunyi pasal-demi pasal bergaung di udara saban hari. dan ketika pasal-pasal bikinan manusia yang tak sempurna itu menjelma menjadi ayat-ayat sakral…
Maka………..

Mereka yang berotak cerdas atau berotak rombengan menjadikan lembaga-lembaga negara menjadi sasaran permainan.  sementara yang menjadi pahlawan adalah para pelaku kriminal. Yang menjadi politisi adalah para bintang-bintang panggung dan televisi. Para koruptor dihukum setara dengan maling pisang, dan diseluruh negeri para pengacara  kian menjamur menjadi pembela para bandit kerah putuh…

apakah sebagaimana yang dikatakan filsuf politik Hanna Arendt, dimana-mana politik memang tak bisa lagi dipisahkan dari kebohongan, sampai-sampai kebenaran sulit menjadi kriteria politik lantaran politik memang tak berkenan dengan kebenaran, tapi naluri  mempertahankan  dan memperbesar kekuasaan, atau politik bergerak sedemikian rupasehingga mendepak kebenaran, atau politik menjadi sekadar upaya mempertahankan kekuasaan malah cenderung menjadi permainan?

atau apakah seperti yang dikatakan oleh Machiavelli, bahwa kekuasaan terkait dengan kodrat manusia yang suka berbohong, dimana tak ada larangan yang begitu sering dilanggar  seperti larangan berbohong sehingga ada anggapan, di dunia ini ada manusia yang tak membunuh,  tak mencuri, tak berselingkuh, tapi tak pernah ada manusia yang tak berdusta atau bohong?

ah jangan-jangan kebohongan, sebagaimana yang dikatakan novelis dan esais Jean Paul, sebagai penyakit kanker ganas di bibir hati terdalam manusia, atau sebagaimana kata penyair  Heinrich Heine, kebohongan  bahkan bisa menyelip kedalam ciuman dan kepura-puraan, membuat kepura-puraan dan penipuan menjadi nikmat dan manis?

atau jangan-jangan seperti yang dikatakan oleh Sutradara teater dan esais, Benjamin Korn, bahwa politik bagaikan mesin yang olinya adalah kebohongan. Sekali pelumas kebohongan berhenti,  maka mesin politik akan macet?

dan lama-kelamaan kita dininabobokan oleh kebohongan itu sampai-sampai seakan kita kita tak bisa keluar lagi. kita mungkin jengkel, namu tak tahu dimana jalan keluarnya. Inilah barangkali maksud Henrich Heine ketika ia mengatakan, “Penipuan itu manis, tetapi  ketertipuan lebih manis lagi rasanya.

“Ibu segala dosa kebohongan memang sulit diberantas. filsuf immanuel Kant mengibaratkan kebohongan bagai kayu bengkok, tak mungkin  ditukangi  untuk diluruskan.” Masih menurut Kant, jika terjadi dengan maksud baik, kebohongan akan mengakibatkan ketidakpercayaan dalam masyarakat. Dengan jatuhnya ketakpercayaan, maka roboh pula sendi-sendi hukum.  Kemanusiaan menderita karenanya.

Wah cilaka duabelas. Bukankah ada dikatakan, harga diri manusia ada dalam bibirnya, nilai raga ada dalam busananya? Jika demikian kondisi perpolitikan di negeri ini, bagaimana bisa kita-yang katanya manusia yang religius, tahu sopan santun dan tatakrama pergaulan-sampai tersesat dalam kondisi yang gawat darurat seperti ini? Setan apakah gerangan yang begitu gilang gemilang menggelincirkan kita dari jalan kebenaran? Atau jangan-jangan tanpa kita sadari kita adalah pengikut setia setan-setan itu, atau jangan-jangan kita sendiri adalah setan-setan itu. (**)

Gus Dur Pemimpin Pemberani

Pembaca yang budiman. pada keseempatan ini, izinkan saya menulis sesuatu tentang seoraang Abdulrahman Wahid  yang akrab dispa Gus Dur. Saya bukanlah salah seorang pengagum fanatik sang Guru Bangsa ini. Sebagaimana kebanyakan orang indonesi yang cenderung “anti’ dengan pemikiran Gus Dur, saya pun termasuk orang yang kurang respek dengan pemikirannya yang saya anggap terlalu liberal. Ini mungkin penyakit kebanyakan orang indonesia yang belum mengenal baik tokoh yang sering melontarkan pernyataan yang kontroversial ini.

Tapi sebagai bagian dari masyarakat bangsa yang merasa beruntung pernah memiliki seorang presiden yang berani melawan arus ini, saya merasa perlu menullis tetntaang Gus Dur, pemimpin orde  reformasi yang berani mengambil resiko dihina dan dicaci sebagai tokoh perubahan.

Bagi saya, pemimin yang hebat tidak sekedar melakukan perubaahan. Pemimpin yang hebat adalah dia yang mampu mengelola dengan baik setiap perubahan yang dilakukannya. Dari semua pemimpin indonesia, hanya Gus Dur yang paling menonjol dalam hala berani mengubah.

Sepengetahuan saya (Maaf kalau keliru), satu-satunya pemimpin indonesia yang berani mlakukan perubahan adalaah Gus Dur. Teerlepas dari berbagaai kontroversi yang mengiringinya selama menjadi Presiden indonesia ke-4 yang berujung pada upaya pelengseran dirinya dari tahta kkuasaan orang nomor satu di indonesia.

Menurut Guru besar FEUI, Rhenald Kassali, hanya dalam kurung 2 tahun berkuasa ( 1999-2001), Gus Dur telah melakukan 10 perubahan mendasar yang mengubaah cara dan kebiasaan masyarakat bangsa indonesia yang saat itu masih dalam masa transisi pasca lengsernya  pemerintah orde baru. Gus Dur dengan berani membubarkan dua kementerian yatu Deparrtemen Penerangan dan Departemen sosial,  menghapus larangan menjalankan  tradisi  budaya tiongkok, mengganti nama irian menjadi papua. Gus Dur membangun kementerian HAM, mereformasi TNI, menggilir jabatan Panglima TNI, menjadikan Imlek  sebagai hari libur resmi, mengusulkan hubungan  diplomatik denganisrael, menghapus tap MPRS No. XXIX/MPRS/1966 yng melarang segala bentuk ajaran marxisme-leninisme.

Seperti layaknya sebuah perubahan, era Gus Dur ditandai dengan berbagai kegaduhan, perlawanan, bahkanpemberontakan. Belum lagi keributan di beberapa daerah, pengunduran diri dan pemecatan menteri secara mendadak, harga-harga yang tak terkendali. Namun perubahaan besar memang memerlukan tahapan pencarian karena mereka yang selama ini merasa nyaman dalaam tumpuk pemerintahan ingin mempertahankan staatus quo.
Hal ini serta merta  memunculkan ledakan-ledakan. namun terlepas dari semua kekagetan itu Gus Dur adalah sosok pemimpin perubahan yang pemberani, baahkan terlaalu berani  kaala itu. Memang, tanpa keberanian sulit membangun sesuatu yang baru.

Tak bisa dipungkiri perubahan selalu menimbulkan kegaduhan dan kritikan. Tapi selalu adaa dilema yang dihadapi dalam roses perubahan: betapa kita ingin berubah, tapi tidak mau diubah. Sebagian orang mengeritik memperbiki, sementara banyak yang justru menjadi pihak yang terdepan menolak perubahan karena pesimis bahwa toh perubahan itu pasti  akhirnya gagal.

Saat berada dalam pusaran perubahan, betapa kitaa justru  merasa menjadi pahlawan, jadi penantang perubahan ketimbang jaddi kawan. kita merasa berkata “tidak” pada penguasa jaauh leebih terhormat dari pada berkata “Ya”.

Dan fenomena perubahan  barangkali tengah dihaapi oleh Presiden SBY. Bedanya, gaya kepemimpinan SBY yang cederung hati-hati, kompromistis, dan tidak berani melawan arus sehingga cita-cita perubahan tidak berjaalan sebagaimana yaang dijanjikannya pada masa awal pemerintahannya. Selaain itu SBY juga menghadapi dilema kepemimpinan, dimana sikap masyarakat indonesia pasca reformasi yaang cederung pragmaatis. Mereka kerap mengangga pemimpin yang terlalu tegas melakukan perubaahan dianggap kaku dan otoriter, naamun seblknya bila pendekatan persuasif yang dilakukan, masyarakat menilainya terlalu loyo dan kompromistis. Serba salah memang ketika seseorang yang ingin menjadi presiden dizaman reformasi ini. (**)

Berita Miris Pagi Ini

pukul 05.00

seorang ibu renta menjadi tulang punggung  untuk keempat anaknya. bersama anak-anaknya pagi-pagi buta turun kepearapatan jalan menjajakan koran. suaminya meniggal setahgun lalu setelah lapak jualannya dirubuhkan oleh petugas

pukul 07.30

seorang bocah laki-laki berumur 12 tahun menjadi “orangtua” bagi ketiga adiknya. bekerja sebagai  buruh tani. ibu mereka diseret longsor batu saat menambang pasir. bapak mereka merantau ke kalimantan bekerja sebagai buruh pabrik kayu.

pukul 10.00

seorang anak remaja perempuan dan kedua adiknya. sejak lima tahun lalu, sambil sekolah, ketiga bocah itu harus bekerja bikin idep 9bulu mata palsu) untuk hidup sehari-hari. karena tekanan ekonomi. ibu mereka menderita gangguan mental sejak kelahiran anak bungsunya.

pukul 12.00

sekompulan mahasiswa berjibaku di bawah terik matahari. di bawah pengawasan ketat aparat keamanan mereka melakukan aksi protes atas rencana pemerintah menaikan harga BBM. beberapa rekan mahasiswanya terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena kena sundul popor aparat keamanan.

pukul 17.00

Warga turun ke jalan melakukan aksi menentang detik-detik penetapan kenaikan harga  BBM dengan menutup jalan dan membakar ban. jalanan macet, antrian kendaraan mengekor berkilo-kilo meter.

pukul 21.00

di gedung DPR para anggota dewan saling berdebat pantas tidaknya rencana kenaikan tarif BBM. lobi-lobi politik berjalan alot. sementara di luar gedung DPR para mahasiswa dan buruh adu jotos dengan aparat keamanan.

pukul 00.00

rapat paripurna DPR, melalui voting menyetujui rencana kenaikan tarif BBM. tercatat 388 anggota mendukung, 181 menilak. katanya ini suara rakyat?
dan nurani kita tak pernah tersadar. berita miris hari ini hanya sekadar gosip murahan. cukup dinikmati seperti tontonan sinetron sembari menyeruput  kopi hangat di pagi hari. dan setelah itu kita kembali tertawa terbahak. seolah tak pernah terjadi apa-apa hari ini.

Mendadak BBM

Kita tiba-tiba mendadak indonesia ketika harga BBM akan dinaikkan oleh pemerintah. Meski belum pasti, aksi penolakan begitu keras sampai-sampai para mahasiswa yang (katanya) memperjuangkan nasib rakyat harus berjibaku dengan hadangan aparat dan penolakan masyarakat.

atau jangan-jangan, seperti halnya para artis yang tiba-tiba mendadak jadi politisi, kita salah menggunakan momen ini untuk mendadak menjadi indonesia. Atau jangan-jangan kita mengidap penyakit bingung bernegara, meraba-raba dalam pekat. lalu kita mencoba main-main dadu dengan mengangkat para wakil rakyat yang bertingkah seperti selebriti itu menjadi pemimpin, menjadi negarawan yang konyol. Dan kita dengan rela menyerahkan nasib di tangan mereka.

atau jangan-jangan kita barangkali belum pernah mengenal baik siapa diri kita, dan tanah air yang juga kita punya. jangan-jangan pahaman realitas bangsa kita masih  berupa bayang-bayang kabur, dan kita masih saja terus membuat sejarah eksperimen bernegara dan tak pernah selesai.

atau jangan-jangan saya dan anda telah terjangkit penyakit purbasangka yang over dosis. Atau jangan-jangan kita memang hanya punya bakat bersandiwara dengan menjadikan negara ini sebagai panggung untuk memainkan skenario politik busuk. atau jangan-jangan kita memang tak pernah serius memikirkan negara dan para pemimpin negeri ini tak pernah serius mengurus negara. atau jangan-jangan...

ah… saya jadi pusing memikirkan semua ini. bahkan tak cukup sanggup untuk menghayalkan sebuah negara yang bernama indonesia ini yang rakyat dan pimpinannya tidak saling menipu,  tidak saling memusuhi dan tidak saling membunuh. (**)

Kolak-Jagung Titi

Menyambut bulan suci Ramadhan, umat islam di indonesia dengan suka cita menyambut bulan penuh berkah dengan aneka persiapan. salah satu persiapan yang tak ketinggalan adalah menyiapkan penganan atau menu khas untuk berbuka puasa bersama keluarga.
Untuk urusan menu khas, masing-masing daerah di indonesia tentu memiliki menu khas yang akan disajikan saat berbuka puasa. dalam urusan sajian menu khas untuk buka puasa selama bulan ramadhan, umat muslim di Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya muslim lamaholot di kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Kabupaten Lembata memiliki menu khas untuk disajikan saat akan berbuka puasa. salah satu menu khas muslim lamaholot adalah Kolak dan Jagung Titi. Kedua jenis penganan ini merupakan menu wajib yang selalu menjadi hidangan utama saat bernuka puasa bersama, baik di rumah maupun di mesjid atau langgar.

Sudah menjadi tradisi bagi masyarakat muslim lamaholot, kolak dan jagung titi tak bisa dihilangkan dari kebiasaan. oleh karena itu, meski tahapan pembuatan menu khas ini tak membutuhkan waktu yang lama, namunbiasanya jauh-jauh hari sebelum memasuki bulan suci ramadhan, inak-inak (ibu-ibu) muslimah lamaholot biasanya sudah menyiapkan penganan jagung titi yang disimpan dalam belik (kaleng biskuit) untuk persediaan  selama bulan ramadhan. Sedangkan penganan kolak, biasanya dimasak dan kemudian disajikan  jelang waktu berbuka puasa tiba.beberapa jam

Biasanya di luar bulan ramadhan penganan jagung titi disajikan bersama kacang tanah yang telah disangrai untuk sarapan pagi  sebagai pelengkap teh atau kopi hangat. namun di bulan ramadhan penganan jagung titi disajikan bersama penganan kolak manis yang masih hangat.
proses penyajian jagung titi dan kolak ini juga cukup unik. saat berbuka puasa, jagung titi dan kolak disajikan terpisah. namun ketika disantap, kedua menui ini dicampur. caranya, kolak manis yang masih hangat dalam piring, dicampur dengan jagung titi yang gurih.

Untuk mendapatkan sensasi percampuran rasa yang nikmat, jagung titi yang dicampurkan dsengan kolak kemudian diaduk dengan sendok makan sampai rata. setelah adukan sudah rata, menu langsung bisa disantap. cara menyantap menu khas ini cukup praktis sehingga sama sekali tidak terkesan ribet.

Buat anda yang mungkin ingin menjelajah guna mencicipi kuliner khas nusantara, ada baiknya momen bulan suci ramadhan ini bisa dimanfaatkan untuk menikmati kolak dan dan jagung titi yang merupakan menu khas muslim lamaholot dikala berbuka puasa.
masih banyak menu khas muslim lamaholot yang bisa dinikmati saat sajian berbuka puasa seperti aneka penganan berupa kue. penganan kue-kue khas muslim lamaholot yang bisa dinikmati di antaranya; kue bapen, kue juada, kue senole, dan kue putu. Semua jajanan kue ini menggunakan bahan dasar berupa tepung singkong dan tepung jagung. (**)

Ramadhan dan Paradoks

Ada hal yang paradok dari umat islam ketika menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Tengoklah ketika orang diharuskan menahan nafsu, kreatifitas menyiapkan hidangan justru meningkat; omzet perdagangan makanan di bulan ramadhan naik sampai berlipat-lipat. Orang ramai berbelanja untuk membuat meriah meja berbuka puasa dan sahur mereka.
Coba datanglah ke mall, super market dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya. Atau jalan-jalanlah untuk membeli jajanan sederhana di kaki lima. Kita akan lihat aneka menu nan lezat  yang tak kita dapatkan sehari-hari di luar bulan ramadhan.

Ada juga realitas yang aneh saat bulan ramadhan di Indonesia. Kebanyakan kita yang berpuasa justru bersikap seakan-akan anak manja. Kita minta diperlakukan seistimewah mungkin. Kita ingin dihormati sebagai orang yang tengah berpuasa. Maka di jalan-jalan, di lorong-lorong, akan ada terpampang imbauan, “Hormatilah orang yang berpuasa!” Tak hanya sampai di situ, imbauan ini pun disampaikan melalui pengeras suara mesjid, di pengajian majlis ta’lim dan dimana pun. Bahkan tak lupa imbauan itu pun kita sampaikan juga kepada anak-anak kita yang belum tahu apa itu pahala dan dosa. Inti dari imbauan itu adalah: “jangan menggoda atau merayu orang yang berpuasa untuk batal”.

Jika demikian model puasa kita, maka makna puasa kita justru terbalik sebagaimana yang dikatakan Goenawan Mohamad: menahan haus dan lapar tidak lagi ditandai tekad melawan godaan, tapi sikap ketakutan akan godaan. Di bulan ramadhan orang-orang mengatakan bahwa niat mereka berpuasa adalah untuk Allah. Tapi benarkah kita berpuasa semata-mata  tulus karena Allah?

Lalu mengapa rumah-rumah hiburan malam pun diharuskan tutup sepanjang bulan? Bahkan panti pijat yang biasanya dipergunakan keluarga (termasuk anak-anak) tak boleh buka. Tak urung, para juru pijat, umumnya ibu-ibu yang bekerja untuk menambah nafkah keluarga, berkurang pendapatan. Padahal mereka juga harus ikut mengumpulkan pendapatan lebih untuk bersenang-senang di hari lebaran.

ah betapa ironisnya. Ternyata ketika berpuasa, kita menuntut perlakuan ekslusiv, merasa bukan saja harus dihormati secara istimewa, tapi juga orang lain harus bersedia berkorban untuk kita. Padahal ketika kita berpuasa kita tak pernah mengharap penghormatan orang lain, melainkan sebagai ikhtiar kita untuk mengurangi apa yang dirasakan berlebih. Bahkan inilah puasa sebagai pilihan laku untuk menangkis keserakahan. Bahkan inilah puasa yang mampu meredam keinginan-keinginan duniawi yang melampaui batas itu.

Dengan puasa yang semata-mata karena Allah pula, kita sebenarnya melanjutkan pesan Nabi untuk berhenti makan sebelum kita kenyang dan juga pesan Gandhi untuk menyadari betapa dunia terbatas: bumi cukup untuk kebutuhan tiap orang, namun tak akan cukup untuk ketamakan tiap orang. (**)

Pasar Barter Wulandoni

Bicara  budaya toleransi antar umat beragama di indonesia akhir-akhir ini, kita kerap dibuat berkerut dahi. Pasalnya sikap arogansi yang ditunjukan sebagian masyarakat di negeri ini, kerap membuat cita-cita toleransi antar umat beragama menjadi mandeg. 

Namun kemandegan toleransi ini tidak berlaku di kampung halaman saya, di Kabupaten Lembata. Disana, justru perbedaan agama menjadikan mereka berbaur, bergaul dan melakukan aktifitas sosial kemasyaarakatan tanpa memandang perbedaan agama. Hal ini tak lepas dari kuatnya tradisi dan budaya egaliter masyarakat Lamaholot.

orang lamaholot terkenal dengan budaya Penetan/Pnetan yaitu aktifitas jual beli dengan mempertahankan jual beli sistem barter, meski sebenarnya di sana masyarakat telah lama mengenal uang. Bahkan aktifitas budaya penetan/pnetan (jual beli sistem barter) ini hingga kini masih di lestarikan. Pencaknya terjadi pada hari rabu di pasar Labala dan setiap hari sabtu di pasar wulandoni.
Di pasar barter Labala dan wulandoni inilah kita akan menemukan realita interaksi sosial ata kiwan (orang gunung) yang mayoritas Kristiani dan ata watan (orang pantai) yang mayoritas Muslim, melakukan transaksi tukar menukar ikan dengan beras, buah alpukat, tomat dan kebutuhan pokok lainnya.

Tradisi dan budaya penetan/pnetan inilah menjadi pagar lestarinya semangat toleransi umat bergama. Betapa tidak, dalam budaya penetan/pnetan, masyarakaat lamaholot diharuskan bergaul dan berbaur dengan semua orang dari berbagai kalangan, baik mereka  yang muslim maupun meraka yang kristen atau yang memiliki keyakinan lainnya. Tradisi dan budaya penetan/pnetan merupakan tradisi luhur yang diwariskan oleh nenek moyang orang lamaholot di kecamatan Wulandoni dan kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata.

Selain tradisi penetan/pnetan, Anda mungkin pernah mendengar orang-orang lamaholot dari Desa Lamalera di Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata yang memiliki tradisi unik menangkap ikan paus. Tradisi menangkap/menombak ikan paus secara tradisional ini merupakan salah satu tradisi yang paling terkenal di indonesia. Tradisi ini dilakukan saat lewa nuan/ lefa nuan (musim melaut).
Dari tradisi mangkap ikan paus inilah, orang lamalera mempertahankan dan melestarikan tradisi penetan/pnetan hingga kini. Orang Lamalera melestrarikan budaaya penetan dengan menukar hasil tangkapaan paus dengan kebutuhan pangan di pasar barter Labala dan Pasar Barter Wulandoni. Tradisi unik yang barangkali hanya ada di pasar wulandoni dan labala. Kerukunan yang berawal dari aktifitas niaga secaraa tradisional ini kemudaian menjalar keberbagaai aktifitas sosial lainnya, termasuk aktifitas keagaamaan masyaarakat lamaholot.

Bila anda jalan-jalan ke Kabupaten Flores Timur dan Lembata di bulan Ramadhan dan saat jelang idul fitri misalnya, anda akan mendapati bentuk toleransi nyata dimana orang lamaholot yang kristiani akan menjadi panitia pelaksanaan idul fitri. Di bulan ramadhan, jelang saat buka puasa, seorang muslim lamaholot akan dijamu oleh seorang lamaholot kristiani untuk bersama berbuka puasa. Tentu saja si orang lamaholot yang kristiani ini tahu bagaimana adab melayani teman muslimnya. Begitu juga sebaliknya bila ada perayaan natal, saudara lamaholot yang muslim akan menjadi panitia pelaksana hari besar tersebut.

Dari sini kita bisa belajaar, bahwa betapapun perbedaan yang kita miliki, tidak serta merta menjadikan kita berjarak dengan sesama kita yang lain. Apapun latar belakang sosial dan keyakinannya. Satu hal yang perlu dicatat: Ternyata tradisi dan budaya memiliki andil positif dalam menjaga kerukuan antar umat beragama seperti tradisi dan budaya penetan/pnetan yang di aktualisasikan orang lamaholot dalam wujud interaksi jual beli di pasar barter Labala dan Pasar barter wulandoni di kecamatan wulandoni, Kabupaten Lembata-NTT. (**)

Puisi-TERJEBAK

matahari kita tak kenal waktu
entah malam entah siang

Dengan mata telanjang semua terlihat jelas

tapi di hati kita hanya ada nokta
bahkan kitab suci tak bisa memberi cerah

salah benar tak bisa kita membeda

sekedar mencari pembenaran
sering kita berdebat hakikat benar

dalam hampa kita terjebak

tak kita temukan kebenaran
meski dikolam yang benar kita renang

Ke arus dunia kita terseret