Sabtu, 06 September 2014

Interupsi



Interupsi


Oleh Hamba Moehammad
Tuhanku,
 jika aku menghujatmu,
aku menghujatmu dengan keyakinan
bahwa engkau yang maha, tak akan terhina
hanya karena hujatan seorang hamba.

Tuhanku,
Apakah aku hanya bisa menghadap padamu
Di saat-saat aku cinta padamu?
Bagaimana jika aku tak lagi cinta
Dan tak mengerti tentang dirimu?

Tuhanku,
Benarkah kitab suci adalah kalam-mu?
Sekira iya, betapa hina diri-mu
Betapa rendah diri-mu
Dan kehendak-kehendak-mu

Tuhanku,
Bagiku, engkau adalah “yang tak terucap”
Engkau dan kalam-mu
adalah engkau yang tersembunyi
bagi potensi dan ekspresi akal budi hamba.

Tuhanku,
Bukankah engkau menemui hamba
Dalam iman dan akal budi hamba?
Tapi engkau sendiri jauh lebih agung
Dari pada akal budi dan iman itu sendiri.

Tuhanku,
Bukankah iman sekadar medium pertemuan?
Jika iya, maka konsep iman bisa berubah
Sesuai dataran pengalaman hamba
Yang akan mempergunakannya.
Tuhanku,
Bukankah iman bisa berubah?
Jika iya, maka agama pun tak tunggal
Dan kitab suci senantiasa ditafsirkan.
Dengan kata lain, tak ada yang sudah selesai.

Tuhanku,
Bisakah dalam keterbatasanku sebagai hamba,
Adakah sebuah kebenaran yang tak usah dicari
Dan di rindukan lagi?

0 komentar:

Posting Komentar