Rabu, 23 Januari 2013

Cerita Dari Surga

Cerita Dari Surga

di dalam surga, seorang anak muda protes kepada Tuhan.

Anak Muda: ya Tuhan kenapa aku kau tempatkan di surga paling rendah, sementara orang tua itu Engkau tempatkan di surga yang paling tinggi?

Tuhan: wahai anak muda, karena orang tua itu memiliki amal yang lebih banyak. hampir 70 tahun umurnya dihabiskannya untuk beribadah kepadaku. sedangkan kau, hanya 17 tahun umurmu kau gunakan untuk beribadah kepadaku.

Anak Muda: kalau begitu Tuhan,  kenapa Engkau tak memanjangkan saja umurku seperti orang tua itu agar aku juga bisa lebih banyak amal-ibadah kepada-Mu.

Tuhan: wahai anak muda, aku maha tahu. kalau aku memanjangkan umurmu,  kau akan banyak berbuat dosa kepadaku. makanya aku cepat-cepat  mencabut nyawamu sebelum sempat kau  berbuat dosa dan mati membawa dosa.

tiba-tiba,  terdengar suara teriakan dari dalam neraka, "Oh Tuhan, kalau begitu,  kenapa tak cepat-cepat  Engkau cabut saja nyawaku agar aku tak jadi penghuni neraka?."

******************

TUHAN adalah tekateki. Dia tak pernah tuntas dicari jawabnya. semakin DIA dicari, semakin penasaran para pencari dibuat-NYA. Dari DIA muasal kebenaran, kepada-NYA muara kesempurnaan. Kebenaran-NYA melampaui hukum sebab-akibat dunia. Kesempurnaan-NYA melampaui hukum grafitasi kehidupan.

teringat aku sebuah sajak;

sepanjang mencari selatanutara lagi utara lagisepanjang mencari timurbarat lagi barat lagisepanjang mencari adatiada lagi tiada lagi (Hasan Mustapa)

"Kebenaran itu dari Tuhanmu," kata-Nya dalam kitab suci. maka DIA mengingatkan, siapa yang PERCAYA, silahkan. Dan siapa yang INGKAR, juga silahkan. Tapi DIA mengingatkan,"Bagi yang ZALIM, tempat kembalinya adalah NERAKA." Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

Tapi apakah kebenaran-NYA itu mutlak, sudah final dan selesai, sehingga tak boleh diganggu gugat?
Jika kebenaran telah selesai,jika kebenaran telah tamat,
jika kebenaran telah final,dan tak bisa lagi digugat,
Lalu untuk apa hidup ini,
lalu untuk apa dunia ini
lalu untuk apa semesta ini
lalu untuk apa perbedaan ini
lalu untuk apa kemajuan ini 

Kita memang hidup untuk mencari yang belum selesai itu...Karena tak ada yang kekal dan mutlak, termasuk kebenaran dari Tuhanyang sering diklaim sepihak itu. (*)

0 komentar:

Posting Komentar