Senin, 30 September 2013

Ketika Rasa Peduli Telah Pergi

Ketika Rasa Peduli Telah Pergi

Kata Albert Enstein, dunia adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak peduli.

Enstein mungkin benar. bagaimana pun juga, maraknya kejahatan yang meraja lela di dunia ini karena kita kehilangan kepedulian. kepada sesama, kepada lingkungan, bahkan dengan Tuhan sekali pun kita tak lagi peduli dengan perintah dan larangannya.

kepedulian kita perlahan anjlok hingga ke titik yang teramat nadir. kesibukan berburu di medan persaingan membuat kita kehilangan rasa peduli. tak ada waktu untuk sekadar jedah, tak ada batas untuk selesai. kita berpacu bak roda gila. menggilas semua kesempatan kita untuk peduli.

Kesibukan inilah barang kali  yang menjadi salah satu pemicu betapa kita tak lagi saling peduli. yang ada di pikiran kita hanyalah bagaimana cara menyingkirkan, menghalau,  dan mengusir paksa orang-orang yang disinyalir berpotensi menjadi pesaing kita. di arena tikai dan seteru. lain tidak.

serta merta pikiran kita pun tersita. tenaga kita tersita.  bahkan cinta kita pun tersita. nyaris tak  ada lagi ruang kepedulian. habis hanya untuk memenuhi dan memuaskan keinginan dan ambisi. tapi apakah ambisi dan keinginan  bisa dipuaskan?

kepedulian kini menjadi barang langka. nyaris punah dari hati dan pikiran kita. kalau pun masih ada, keberadaannya disertai pamrih, mencari untung semata.

yang tulus, yang lurus, dan yang mulus, hanya menjadi hiasan kata kala berkhutbah. selebihnya menjadi catatan dalam kitab yang tertata apik daam arsip museum sejarah. tertutup debu zaman yang semakin kelabu. (HM)

0 komentar:

Posting Komentar