Senin, 02 Desember 2013

Wahai Pak Dosen! Buat Kami Pantas Disebut Mahasiswa

Oleh Hamba Moehammad

Dan inilah jeritan mahasiswa...


Wahai Pak Dosen!  Ajarkan kami ilmu pasti. Bukan ilmu fotokopi. Bapak tahu kan yang namanya Ilmu?  Sesuatu yang bisa diaplikasikan,  bukan sesuatu  yang hanya sekadar retorika bualan. Sungguh, kami tak butuh itu Pak.

Pak Dosen, Bu Dosen! Kemana uang biaya kuliah dengan berbagai merek pungutan itu? Macam-macam biaya. Ada SPP, DPP, BOP, PMB, Training ESQ, dan masih banyak lagi nama biaya yang harus dihapal sekaligus dibayar. Kok kami tak diberi pelayanan sebagaimana yang dijanjikan?

Cukuplah kami ditipu dengan biayaa kuliah yang selangit. Biaya kuliah yang dikumpulkan orangtua kami dengan bermandi peluh. Orangtua kami iklas kok. Tapi sekarang, mana ilmu yang ditawarkan itu? Mana fasilitas yang dijanjikan itu?

Katanya kuliah di ruang ber-AC, tapi saat menerima pelajaran, kami malah bawa kipas angin sendiri karena kegerahan. Katanya kami akan  diajar oleh dosen yang bergelar Professor, Dr, Ir, KH, Ph.D dengan aneka kualifikasi ilmu mentereng lainnya, eh kami malah semakin tolol. Pikiran kami justru tak bisa menyerap pelajaran. Katanya kami akan belajar dengan menggunakan aplikasi terknologi yang tiap hari di up to date, eh kami malah selalu ketinggalan dengan mahasiswa di luar negeri.

Wahai Bu Dosen! Hentikan ceramahmu sekarang juga. Kami bukan boy band dengan banyak gaya dan aksesoris. Tapi kami datang untuk menimba ilmu mutakhir guna mengubah dunia yang lagi sakit-sakitan ini. Bukan pula sekadar mendengar ocehan yang lebih besar bohongnya dari pada kebenarannya itu.

Tolong  bersungguh -sungguhlah. Lakukan sesuatu dengan total untuk kami. Janganlah jam mengajar di kelas, dipakai untuk mencari tambahan penghasilan  di luar sana. Jadi tukang bentorlah, jadi makelar kasuslah, jadi rentenirlah, jadi konsultan politiklah. Lalu kami dibiarkan dengan  perintah tugas fotokopian yang hanya menyita waktu, buang-buang tenaga kami.

Pak Dosen! Berikan kami tugas-tugas yang sangat besar. Bukan tugas yang remeh-temeh itu. Beri kami tugas  yang dalam dua detik bisa membuat para pengecut jatuh pingsan. Tugaskan kami membina para peminta-minta yang ada di jalanan. Berilah kami tugas rekayasa genetika untuk menciptakan beras yang bisa panen dua minggu sekali…

Atau Pak Dosen,  tugaskan kami menjadi agen rahasia yang membongkar deretan kasus-kasus korupsi yang meraja di negeri ini. Kalau tidak, bisa juga sekedar tugaskan kami menjadi badut-badut konyol untuk membuat dunia setidaknya bisa tertawa…

Atau Bu Dosen, sekalian tugaskan kami melakukan ekspedisi pendaratan di Bulan. Atau apapun hal-hal yang setidaknya bisa membuat kami pantas disebut, MAHASISWA! Dan bukan sebut saja, MAHASISWA.. Itu saja. Bapak dan ibu paham kan? (**)

0 komentar:

Posting Komentar